Novena Pentakosta

Pada hari Minggu Paskah ke VII ini, kita memasuki hari ketiga Novena Pentakosta, sebagai persiapan Hari Raya Pentakosta.  Kita sedang menantikan anugerah Roh Kudus yang dijanjikan Yesus Kristus saat Kenaikan-Nya ke surga.  Dalam Kisah Para Rasul, pada Hari Pentakosta, anugerah ini dinyatakan dengan anugerah bahasa yang dimengerti oleh semua yang mendengarkan, sehingga karya-karya agung Allah dapat dikomunikasikan, menyentuh hati dan memberi daya untuk mengubah arah hidup: untuk menempuh langkah pertobatan.

Oleh iman, kita tahu bahwa kita sudah menerima Roh Kudus dalam Sakramen Pembaptisan dan Penguatan.  Melalui setiap Ekaristi, dan dengan membaca Sabda Allah, Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran, berkarya dalam diri kita, membangkitkan penyesalan, permohonan ampun, dan mendorong kita untuk saling mengampuni.  Kita pun makin rajin menerima pengampunan melalui Sakramen Tobat.  Menurut Santo Lukas, Roh Kudus ini adalah anugerah ilahi yang termulia, yang harus kita mohon untuk mendapatkannya (Luk 11:13b); yang membuahkan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kelemah-lembutan.  Santo Paulus mengingatkan kita supaya jangan mencari karunia-karunia khusus, tetapi untuk memperoleh yang paling utama yaitu cinta kasih.

Cinta kasih Kristiani yang telah dihidupi oleh para Rasul dapat kita renungkan dari kutipan ini: ”Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu” (1Pet 1:22).  Rasul Petrus juga mengingatkan kita bahwa Yesus Kristus telah memberi teladan kepada kita: “Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.  Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran” (1Pet 2:22-24).

 

Maka pada hari-hari Novena Pentakosta ini, marilah kita menyediakan waktu bersama keluarga, mengundang Yesus dan Bunda Maria, sebagaimana para Rasul bersama Bunda Maria bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama di Ruang Atas, supaya kita siap untuk menerima karunia Roh Kudus pada hari Pentakosta nanti, yaitu karunia ilahi yang membuahkan sukacita, karena menjadikan kita anak-anak Allah, Dia yang menerbitkan matahari bagi orang benar dan orang jahat.