PEKAN VII PASKAH – SELASA
Akibat dari karya Roh Kudus
Pembacaan dari uraian St. Basilius Agung* tentang Roh Kudus
Siapa dapat mendengar nama-nama Roh Kudus tanpa merasa sukacita dalam jiwanya, diangkat pikirannya sampai pada kodrat yang paling tinggi itu? Sebab Ia disebut Roh Allah, Roh Kebenaran, Yang berasal dari Bapa, Roh yang lurus, roh yang mengarahkan. Nama-Nya yang utama dan memberi pembedaan ialah Roh Kudus. Seluruh makhluk berpaling kepada Roh untuk penyuciannya; semua yang hidup utama, mencari Dia, dan karena pengaruh-Nya, disegarkan dan dibantu untuk mencapai tujuan kodratnya. Ialah sumber kesucian, terang pengetahuan kita, kepada setiap budi Ia mengaruniakan cahaya-Nya sendiri untuk menemukan kenyataan.
Meskipun menurut kodrat-Nya Ia tidak dapat dihampiri, tetapi karena kemurahan-Nya manusia dapat menerima Dia di dalam dirinya sendiri. Ia memenuhi semua makhluk dengan kuasa-Nya, tetapi hanya mereka yang pantas dapat ikut ambil bagian dalam Dia. Namun tidak semua ikut ambil bagian dalam ukuran yang sama; Ia membagikan kuasa-Nya sebanding dengan iman setiap orang. Ia itu satu dalam hakikat-Nya, tetapi macam ragam dalam kuasa-Nya. Ia hadir pada setiap orang sepenuhnya, dan sepenuhnya Ia hadir di mana-mana. Ia itu dibagi-bagi tetapi tidak menderita karena pembagian; semua ikut ambil bagian dalam-Nya, namun Ia tetap utuh, bagaikan cahaya matahari, yang dayanya mempengaruhi baik pada setiap makhluk, seolah-olah hadir hanya untuk makhluk itu saja, dan bersinar di atas bumi dan laut dan melenyap di udara.
Demikian juga Roh hadir bagaikan matahari pada setiap pribadi, yang mampu menerima-Nya, dan menyinarkan daya pengaruh-Nya yang cukup untuk membantu semua, tetapi tidak terbagi-bagi dan mereka semua beruntung karena ambil bagian dalam Dia sesuai kodrat mereka, tidak sesuai kuasa-Nya.
Oleh karena Dia hati diangkat ke surga, orang lemah dipimpin tangan-Nya, mereka yang telah maju memperoleh kesempurnaan. Ialah yang bersinar pada orang, yang hatinya telah dibersihkan dan murni, dan membuatnya sungguh rohani karena kebersatuan mereka bersama dengan Dia. Ya, seperti benda indah gemerlapan, terkena sinar terang yang jatuh padanya, menjadi lebih cemerlang lagi dan memantulkan sinar lain sendiri, begitu pula jiwa, yang membawa Roh, dan diterangi oleh Roh, menjadi rohani sendiri, dan memancarkan rahmat kepada orang lain.
Rahmat ini membuat mereka mampu melihat jalan di masa mendatang, mengerti akan rahasia misteri, menangkap hal-hal yang tersembunyi, menerima berkat rohani, pikiran terpancang pada perkara-perkara surgawi, dan bersama para malaikat menari-nari. Demikian sukacita mereka tanpa batas, ketahanan mereka dalam Tuhan tak kunjung putus, demikian mereka mendapatkan kesamaan dengan Tuhan, demikian – lebih tinggi dari semuanya – mereka sendiri menjadi ilahi.
* Tahun 330 – 379. Uskup dan pujangga Gereja, Bapa hidup membiara di Gereja Timur; menulis berbagai karangan tentang cara hidup para biarawan.