26 Mei 2023

Peringatan Santo Filipus Neri

(Imam)


Bergembiralah dalam Tuhan selalu
Pembacaan dari khotbah St. Agustinus

 

Rasul berkata bahwa kita harus bergembira, tetapi dalam Tuhan, tidak di dalam dunia, sebab, “Barangsiapa ingin bersahabat dengan dunia”, kata Kitab Suci, “akan dianggap bermusuhan dengan Allah.”  Seperti manusia tidak dapat menghamba dua tuan, begitu juga tidak ada orang yang dapat bergembira di dalam dunia dan di dalam Tuhan.

Maka dari itu hendaklah gembira di dalam Tuhan tetap menang, sampai gembira di dalam dunia hilang.  Hendaklah bergembira di dalam Tuhan berkembang selalu, dan bergembira di dalam dunia menjadi layu, sampai hilang musnah.  Ini tidak berarti, bahwa selama kita di dalam duna, kita tidak boleh bergembira, tetapi bahwa meskipun kita masih ada di dunia ini, kita harus sudah bergembira di dalam Tuhan.

Tetapi mungkin ada orang menyeletuk, ‘Saya ada di dunia, maka: kalau saya bergembira, saya gembira di mana saya berada’.  Apakah ini berarti bahwa karena engkau ada di dunia, engkau lalu tidak ada di dalam Tuhan?  Dengarkanlah rasul yang sama, kalau ia berbicara kepada orang-orang di Athena, dan menurut Kisah Para Rasul ia mengajar mereka tentang Allah dan Tuhan pencipta kita, “Di dalam Dia kita hidup, bergerak dan ada.”  Mana ada tempat, di mana Ia tidak ada, Dia yang ada di mana-mana?  Bukankah karena ini Paulus menyatakan kepada kita, “Tuhan itu dekat, janganlah takut?”

Inilah sesuatu yang luar biasa, bahwa Ia naik mengatasi semua surga tinggi, dan tetap dekat kepada orang yang hidup di bumi.  Siapakah Dia itu, yang sekaligus jauh dan dekat, jika bukan Dia, yang hidup dekat dengan kita, karena belas kasih-Nya kepada kita?  Sebab orang yang ditinggalkan setengah mati di pinggir jalan oleh para perampok, yang tidak dipedulikan oleh imam dan lewi yang lewat, dan ditolong oleh orang Samaria untuk dirawat dan ditunggui, itulah seluruh umat manusia.  Dia yang luput dari maut dan bersifat benar, jauh berlainan daripada kita, yang ada di bawah kematian dan dosa, Ia turun kepada kita, hingga yang dulu jauh, kini dekat menunggui kita.

“Ia tidak memperlakukan kita menurut dosa-dosa kita,” sebab kita ini putra-putri-Nya.  Bagamana hal ini Ia nyatakan?  Sang Putra Tunggal wafat bagi kita, agar Ia tidak tinggal sendiri saja, dan demikian Putra Tunggal Allah membuat banyak orang menjadi putra-putri Allah.  Ia memperoleh saudara bagi diri-Nya dengan darah-Nya, membuat mereka terhormat karena Ia dihina, menebus mereka karena Ia dijual, mengangkat mereka menjadi mulia karena Ia direndahkan, memberikan hidup karena Ia dibunuh.

Maka, para saudara, bergembiralah dalam Tuhan, dan tidak di dalam dunia; artinya: Bergembiralah di dalam kebenaran, tidak di dalam kedosaan; bergembiralah karena harapan akan hidup kekal, bukan karena bunga-bungaan hampa. Maka bergembiralah di mana engkau berada, berapa lama pun engkau ada di dunia: Tuhan itu dekat, jangan takut.

 


Filipus Neri lahir di Florence pada tahun 1515 dan sejak tahun 1534 menetap di Roma.  Di Roma, ia memberikan perhatian khusus pada kehidupan anak-anak dan kaum muda dengan mengajari mereka berdiskusi, berdoa, bernyanyi, dan berpidato.  Lebih dari itu, ia juga membimbing mereka untuk menghayati hidup baru sesuai dengan nilai-nilai Injil.  Mereka kemudian membentuk sebuah perkumpulan di bawah perlindungan Bunda Maria.  Setelah Filipus Neri ditahbiskan sebagai imam pada tahun 1551, perkumpulan ini meluas ke seluruh kota Roma.  Ia sendiri kemudian menjadi bapa pengakuan bagi banyak orang, termasuk para kardinal.  Pada tanggal 26 Mei 1595, Filipus Neri wafat.