31 Mei 2023

Pesta Santa Perawan Maria mengunjungi Elisabet


Maria memuliakan Tuhan,
yang kuasa-Nya bekerja di dalam dirinya

Pembacaan dari homili St. Beda Venerabilis*

 

“Jiwaku memliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juruselamatku.”  Ketika Maria mengatakan ini, pertama-tama ia mengakui kurnia-kurnia istimewa, yang diberikan kepadanya, dan selanjutnya ia berbicara tentang berkat rahmat pada umumnya, yang tak henti-hentinya diberikan oleh Tuhan sejak dari kekal untuk menolong umat manusia.  Jiwa yang memuliakan Tuhan itu jiwa seseorang, yang membuktikan seluruh kekuatan rohaninya dan kemuliaan dan pengabdian kepada Tuhan, dan dengan mentaati perintah di dalam budi ia selalu memandang kuasa dan keluhuran Tuhan.

Orang dapat berkata, bahwa hatinya bergembira karena Allah, Juruselamatnya, jika yang menjadikan kesukaan satu-satunya bagi dia adalah pikiran tentang Penciptanya, dan dari Dialah ia mengharapkan keselamatan kekal.  Semua orang, yang sudah mencapai kesempurnaan, tepat benar dapat menggunakan kata-kata ini, tetapi sungguh layak khususnya apabila kata-kata ini diucapkan oleh Bunda Allah, sebab kurnia-kurnia istimewa yang diberikan secara khusus memenuhinya dengan cinta rohani terhadap Dia, yang boleh dikandungnya dengan bahagia.

Ia sungguh berwenang untuk bersukaria karena Yesus, yaitu Juruselamatnya, dengan kegembiraan lebih besar daripada orang suci lainnya, karena ia tahu, bahwa dalam beredarnya waktu ia akan melahirkan Dia, yanag diakuinya sebagai sumber keselamatan sejak dari kekal.  Sebab sungguh Ia akan menjadi putranya dan Tuhannya, dalam pribadi satu dan sama.

“Sebab Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan mana-Nya adalah kudus.”  Kita menyaksikan, bahwa ia tidak menghubungkan itu semua sedikit pun dengan jasa-jasanya sendiri, tetapi ia berbicara tentang semua kebesarannya sebagai kurnia dari Allah, yang merupakan kekuasaan dan keagungan, Dia yang selalu mengangkat para pengikutnya yang miskin dan lemah menjadi pemberani dengan kekuatan besar.

Tetapi tepat ditambahkannya, “dan kuduslah nama-Nya”,  untuk memperingatkan orang yang mendengarkan dia, dan sebetulnya juga untuk mengajar semua orang, yang kemudian akan mendengar kata-katanya, bahwa mereka harus percaya akan nama-Nya dan menyebut-Nya dan mengungsi kepada-Nya.  Sebab mereka juga dapat ambil bagian dalam kesucian kekal dan keselamatan sejati, seperti dinubuatkan, “Semua yang menyebut nama Tuhan,  akan diselamatkan.”  Inilah nama Dia, yang lebih dulu disebutnya, “Hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku.”

Demikian di dalam gereja setiap orang mempunyai kebiasaan bagus dan baik untuk setiap hari menyanyikan kidung ini dalam Ibadat harian di waktu sore.  Dengan demikian orang beriman, karena lebih kerap diperingatkan akan penjelmaan Tuhan, tergerak untuk menyatakan kebaktiannya, dan dikuatkan dalam kleutamaan karena setiap kali mengenangkan teladan ibunya.  Hal ini layak dilakukan pada waktu sore, karena pada akhir hari pikiran kita sudah jemu dan gampang menjadi kabur, dan perlu sekali kita mengindahkan saat keheningan untuk berdiam diri dan menghimpun gagasan kita.

 


* Tahun 673 – 735.  Biarawan dan Pujangga Gereja, yang menyumbang banyak pada kemajuan ilmu dan agama; dia menulis karya-karya teologi dan sejarah.  Dialah sastrawan Inggris yang pertama dan mendapat gelar “Venerabilis” (Yang Patut Dihormati).