9 Juni 2023

PEKAN BIASA IX – JUMAT


Tuhan melihat pikiran-pikiran dan maksud hati kita
 Pembacaan dari Uraian Baldwin dari Canterbury, Uskup

 

Tuhan mengetahui pikiran-pikiran dan maksud hati kita.  Tanpa diragukan Ia mengenal semuanya, satu per satu, sedangkan kita hanya dapat mengetahui hal-hal yang Ia berikan kepada kita untuk ditegaskan dengan rahmat penegasan.  Tetapi roh manusia tidak mengenal segala sesuatu yang ada di dalam dirinya; juga tidak dapat mengetahui segala yang dipikirkannya, sengaja atau tidak sengaja.  Manusia tidak selalu mengenali pikiran-pikirannya yang sebenarnya, karena penglihatannya kabur sehingga ia tidak dapat  menegaskannya dengan jelas melalui penglihatan matanya.

Kerap kali, di bawah samaran kesalehan, bisikan suatu usul muncul di benak kita, – entah berasal dari pikiran kita sendiri, atau dari orang lain, atau dari si penggoda – dalam pandangan Allah kita tidak berhak menerima pahala apa pun atas keutamaan kita.  Mengapa?  Sebab ada beberapa tiruan dari keutamaan sejati dan juga dari kejahatan, yang dengan tipu muslihatnya memperdayakan hati dan menyilaukan pandangan budi.  Maka akibatnya, yang nampaknya sebagai kebaikan, sering membungkus sesuatu yang jahat; dan begitu pula, yang nampaknya sebagai suatu kejahatan ternyata membungkus hal yang baik.  Ini adalah bagian dari kemalangan dan ketidak-tahuan kita, yang menyebabkan kegelisahan dan penderitaan.

Ada tertulis, ‘Ada jalan-jalan yang nampaknya baik, tetapi akhirnya membawa ke neraka.’  Santo Yohanes menasihati kita untuk menghindari bahaya itu, katanya: ‘Ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah.’  Tetapi siapa dapat menguji apakah roh-roh itu berasal dari Allah, kalau Allah tidak menganugerahkan roh penegasan kepadanya?  Nah, roh penegasan itulah yang memampukan kita untuk memeriksa: pikiran-pikiran rohani, kecenderungan-kecenderungan, dan niat-niat kita dengan penilaian yang jujur dan benar.  Penegasan adalah ibu segala keutamaan; setiap orang memerlukannya, baik sebagai pedoman untuk membimbing hidup orang lain maupun untuk membarui hidupnya sendiri.

Tentang tindakan atau perbuatan: yang diwujudkan oleh pikiran kita itu benar kalau digerakkan oleh kehendak Tuhan; dan tujuan atau maksud kita itu suci bila langsung, dengan tulus ikhlas, diarahkan kepada Dia.  Singkat kata, dengan jelas kita bisa melihat tindakan kita apa pun atau ke dalam seluruh hidup kita, jika kita dapat melihatnya dengan sederhana.

Memang benar, sebuah mata yang sederhana adalah mata dan itu sederhana.  Ini berarti bahwa kita melihat dengan berpikir secara benar apa yang harus diperbuat; dan dengan maksud yang baik, kita melaksanakannya dengan kejujuran yang benar, karena tindakan yang menipu adalah salah.  Pikiran yang benar tidak membiarkan kesalahan; tujuan yang baik menyingkirkan kepalsuan.  Jadi, inilah penegasan yang benar atau discernment yang sejati, yaitu perpaduan antara pemikiran benar dan tujuan yang baik.  Maka segala tindakan kita harus dilaksanakan dalam terang penegasan ini, seolah-olah di dalam Allah dan di dalam kehadiran-Nya.