22 Juni 2023

PEKAN BIASA XI – KAMIS


Kita mohon rezeki, lalu mohon pengampunan dosa
Pembacaan dari Uraian St. Siprianus tentang Doa Bapa Kami

 

Dalam doa Bapa Kami kita mohon, ‘Berilah kami rezeki pada hari ini.’  Ini dapat diartikan, baik secara rohani maupun secara harafiah, sebab kedua-duanya adalah anugerah Tuhan untuk keselamatan kita.  Kristus itu roti hidup, dan roti ini bukan milik setiap orang, melainkan milik kita.  Kita mengatakan ‘Bapa Kami’, karena Allah itu Bapa dari orang-orang yang mengerti dan percaya; begitu juga Kristus kita sebut roti kita, karena Kristus itu makanan bagi  kita, anggota-anggota tubuh-Nya.  Kita mohon, agar roti ini diberikan kepada kita setiap hari.  Kita berada di dalam Kristus, dan kita menyambut Ekaristi-Nya setiap hari sebagai makanan keselamatan.  Maka kita mohon agar jangan jatuh dalam dosa berat yang menghalangi kita untuk menerima komuni.  Sebab hal ini akan menjauhkan kita dari roti surgawi dan memisahkan kita dari tubuh Kristus, seperti dikatakan-Nya sendiri, ‘Aku ini roti yang turun dari surga.  Barangsiapa makan roti ini akan hidup untuk selamanya. Sebab roti yang akan Kuberikan itu daging-Ku untuk kehidupan dunia.’

Ia mengatakan bahwa orang yang makan roti-Nya akan hidup selamanya, dan sudah jelaslah bahwa yang hidup itu adalah mereka yang membentuk tubuh-Nya, yang dapat ambil bagian dalam komuni ekaristis.  Di lain pihak orang harus takut, karena dengan meninggalkan komuni, yang berarti terpisah dari tubuh Kristus, ia menjauh dari keselamatan.  Maka ia harus berdoa agar hal ini jangan sampai terjadi.  Kristus telah memberikan peringatan: ‘Jika kamu tidak makan daging Putra Manusia dan minum darah-Nya, kamu  tidak memiliki hidup dalam dirimu.’  Jadi, kita minta agar roti kita, yaitu Kristus sendiri, diberikan kepada kita setiap hari, sehingga kita yang hidup dan tinggal dalam Kristus, jangan sampai memisahkan diri dari tubuh dan rahmat -Nya.

Selanjutnya kita mohon pengampunan atas dosa-dosa kita: ‘Ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.’  Setelah mohon makanan, kita mohon pengampunan dosa.  Betapa perlunya peringatan yang diberikan oleh Tuhan bahwa kita ini orang-orang berdosa.  Dan sungguh bijaksana dan membawa keselamatan untuk mendesak agar kita berdoa mohon pengampunan Tuhan atas dosa-dosa kita!  Dengan demikian kita disadarkan akan keadaan hati nurani kita.  Dengan diperintahkan untuk setiap hari berdoa karena dosa-dosanya, orang diajari dan belajar mengerti, bahwa ia berdosa setiap hari.  Hal ini menjauhkan dia dari rasa puas diri dengan gambaran sendiri bahwa ia tak punya salah; jangan sampai ia memegahkan diri sehingga terancam bahaya kehilangan jiwanya.

Nasihat ini juga diberikan Santo Yohanes sebagai berikut: “Jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita, dan kebenaran tidak ada pada kita. Kalau kita mengakukan dosa kita, Allah yang setia dan adil, akan mengampuni dosa-dosa kita.”  Dalam suratnya Yohanes mempersatukan kedua unsur: bahwa kita harus memohon pengampunan atas dosa-dosa kita, dan bahwa kita menerima pengampunan bila kita memohonnya kepada Tuhan.  Itulah sebabnya maka ia berkata bahwa Allah itu setia; Ia setia pada janji-Nya untuk mengampuni dosa-dosa kita.  Ia telah mengajarkan kepada kita untuk berdoa karena dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, dan juga berjanji untuk menunjukkan kepada kita belas kasih dan pengampunan Bapa.