PEKAN BIASA XII – SENIN
Orang Kristen itu kembaran Kristus
Pembacaan dari Uraian St. Gregorius dari Nissa* tentang Kesempurnaan Kristiani
Lebih dari siapa pun juga Paulus mengerti dengan tepat apa artinya Kristus, dan dengan perbuatannya ia menunjukkan, bagaimana seharusnya perilaku orang yang menyandang nama Kristen. Begitu jelas ia meneladan Kristus, hingga ia menampilkan Tuhan, yang terbentuk dalam dirinya. Ia meneladan Kristus dengan begitu sempurna, sehingga jiwanya sudah ditransformasikan menjadi serupa dengan Yang diteladaninya. Begitu pula yang hidup dan berbicara seakan-akan bukan lagi Paulus, melainkan Kristus sendiri yang tinggal di dalam dia. Paulus yang mengenal rahmat-rahmat yang diterimanya, mengatakan: ‘Jika kamu minta bukti bahwa Kristus berbicara dalam diriku, inilah dia: Bukan lagi aku yang hidup, tetapi Kristus yang hidup di dalam diriku.’
Paulus mengajarkan kepada kita, arti apa yang terkandung dalam nama Kristus, kalau ia berkata bahwa Kristus adalah kuasa dan kebijaksanaan Allah, damai dan terang yang tak dapat dihampiri, tempat kediaman Allah. Ia berbicara tentang Kristus sebagai pengudusan dan penebusan kita, Imam agung kita, Paskah kita, dan korban pendamaian kita. Ia menggambarkan Kristus sebagai cahaya kemuliaan; Dialah gambar sejati dari hakikat Allah, yang menciptakan segala abad. Ia adalah makanan dan minuman rohani bagi kita, batu karang dan air, dasar iman kita, batu penjuru, gambar Allah yang tak kelihatan, Allah yang agung. Kristus disebutnya kepala tubuh Gereja, yang sulung dari ciptaan baru. Bagi Paulus, Kristus itu buah sulung kebangkitan, yang pertama bangkit dari mereka yang tertidur dalam maut, yang pertama lahir dari antara orang mati, yang pertama lahir dari banyak saudara, pengantara antara Allah dan manusia. Paulus menyebut-Nya Putra Tunggal, bermahkotakan kemuliaan dan kehormatan, Tuhan kemuliaan, dan awal dari segala sesuatu, sebab ‘Ia adalah awal’. Kristus dinyatakan-Nya sebagai raja kebenaran, raja damai, raja alam semesta, yang kuasa dan kerajaaan-Nya tak ada batasnya.
Kristus diberi sebutan semacam itu lebih banyak lagi, dan tidak mudah untuk mendaftarkan semua. Jika kita mempersatukan itu semua, membanding-bandingkannya, dan menyusun gambaran menyeluruh dari arti setiap sebutan, maka kita akan menangkap arti kata Kristus yang sepenuhnya; dan sejauh kita dapat menyelaminya di dalam jiwa, semua itu akan menunjukkan kepada kita keagungan-Nya yang tak terlukiskan.
Oleh Tuhan, kita diberi kurnia istimewa, boleh ikut memakai nama yang dari Allah, nama yang melebihi segala nama: kita disebut orang Kristiani. Maka dalam diri kita harus nampak juga segala arti kata itu, hingga sebutan-sebutan itu tidak palsu dan tanpa arti, melainkan terbukti nyata dalam hidup kita.
* Tahun 335 – 395; membela ajaran Gereja pada Konsili Konstantinopel I (391) dengan pandai dan berani; menulis buku-buku teologi yang sangat mendalam.