28 Juni 2023

Peringatan Santo Ireneus

(Uskup dan Martir)


Kemuliaan Tuhan adalah manusia yang hidup;
Kepenuhan hidup bagi manusia adalah melihat Tuhan
Pembacaan dari ulasan Santo Ireneus melawan bidaah

 

Cahaya Tuhan adalah sumber hidup; barangsiapa melihat Dia, mendapatkan hidup.  Ia tak terjangkau oleh pikiran manusia, tak dapat dimengerti, tak dapat dilihat.  Maka ia menampakkan diri hingga dapat dikenal dan dimengerti.  Demikian mereka yang melihat Dia dan menerima Dia, dapat memiliki hidup.  Karena tidak mungkin orang hidup tanpa kehidupan dan hidup berasal dari Tuhan.  Maka mendapatkan hidup ilahi berarti melihat Allah dan menjadi berkenan kepada-Nya.  Maka barangsiapa melihat Tuhan akan hidup; mereka akan luput dari maut karena penglihatan bahagia ini dan akan mencapai Tuhan sendiri.  Seperti yang telah kukatakan, hal ini secara kiasan dinyatakan oleh para nabi yang berpendapat, bahwa mereka yang memiliki Roh Tuhan dalam dirinya, bahkan lama sebelum kedatangan-Nya, akan melihat Tuhan.  Seperti dikatakan oleh Musa dalam Kitab Ulangan, “Pada hari itu kita akan melihat Dia; dan Tuhan akan berbicara kepada manusia, dan manusia akan hidup.”

Tuhan melestarikan alam semesta agar tetap berada.  Kodrat-Nya dan keagungan-Nya tidak dapat dilihat atau diuraikan oleh sesuatu dari ciptaan yang dijadikan-Nya.  Tetapi Ia dikenal oleh mereka semua.  Sang Sabda menyatakan kepada semua, bahwa ada satu Allah, Bapa yang melangsungkan adanya segala sesuatu dan memberikan ada kepada seluruh ciptaan.  Ditulis dalam Kitab Injil, bahwa “tidak ada orang yang pernah melihat Allah, selain dari Putra Tunggal, yang ada di pangkuan Bapa: Dialah yang telah menyatakan Bapa.”

Putra Allah menyatakan tentang Bapa sejak semula, karena Ia bersama dengan Bapa dari semula.  Dialah yang menyatakan kepada umat manusia sesuai waktunya, penglihatan-penglihatan nabi, pelbagai macam kurnia, pelayanan-Nya pribadi dan kemuliaan Bapa, dengan urutan teratur.  Di mana ada peraturan, di situ ada keselarasan; keselarasan mencakup adanya saat tepat dan selanjutnya waktu yang menguntungkan.

Maka Sang Sabda dijadikan pembagi rahmat Bapa demi kebahagiaan manusia, dan demi manusia Ia melakukan penyelenggaraan penuh kasih.  Ia mewahyukan Tuhan kepada manusia dan mengangkat manusia kepada Tuhan.  Ia melindungi Bapa dari penglihatan manusia, agar manusia tidak menjadi kurang menghargai Tuhan karena menjadi biasa, melainkan tetap mempunyai sesuatu untuk dituju dengan sekuat tenaga.  Di lain pihak Ia mewahyukan Allah kepada manusia dengan berbagai cara, hingga manusia tidak menjauh sama sekali dari Tuhan dan menjadi tidak ada.  Kemuliaan Tuhan adalah manusia yang hidup dan kepenuhan hidup bagi manusia adalah melihat Tuhan.  Jika pewahyuan Allah di dunia ini memberi kehidupan kepada semua makhluk yang hidup, maka lebih nyata lagi pewahyuan Bapa oleh Putra memberi kehidupan kepada mereka yang melihat Allah.

 


* Ireneus lahir di Smirna (seakarang Ismir, Turki) sekitar tahun 130, dan tumbuh dalam didikan Santo Polikarpus, murid Santo Yohanes Penginjil.  Maka ia merupakan bapa-bapa Apostolik yang terakhir.  Bakatnya sangat menonjol dalam menguasai filsafat, tulisan-tulisan klasik dan Kitab Suci.  Pada tahun 177, Ireneus ditahbiskan sebagai uskup di Lyon, Perancis.  Ajaran-ajarannya diwarnai dengan usaha untuk membela ajaran Gereja yang benar untuk melawan gerakan-gerakan sinkretisme dan ajaran gnostisisme.  Ia menampilkan Yesus Kristus sebagai manusia historis sekaligus sebagai yang mewahyukan Bapa dan kehendak-Nya, baik dalam penciptaan maupun dalam penyelamatan.  Berdasarkan tradisi yang diterima turun temurun, Ireneus wafat pada tahun 202.