29 Juni 2023

HARI RAYA
SANTO PETRUS DAN PAULUS


Mereka adalah orang yang berbelaskasihan
Pembacaan dari khotbah Santo Bernardus pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus

 

Tepatlah apabila Bunda Gereja menerapkan kata-kata dari Kitab Kebijaksanaan kepada Rasul Petrus dan Paulus, yang berbunyi: “Mereka itu adalah orang yang berbelaskasihan, entah karena mereka telah memperoleh belas kasihan, entah karena mereka penuh dengan belas kasihan, atau karena mereka telah dianugerahkan kepada kita oleh belas kasih Tuhan kepada kita.  Santo Paulus mengakui: “Aku penghujat Allah dan penganiaya, namun aku menerima belas kasihan”.  Siapakah yang tidak tahu betapa banyaknya kejahatan yang telah dilakukannya terhadap para kudus di Yerusalem dan seluruh Yudea, untuk memusnahkan anggota tubuh Kristus dari muka bumi ini?  Seandainya dia dulu terseret oleh rasa geram itu, namun ia telah terhindar oleh rahmat.  Seandainya dulu ia jadi penyebar racun, namun tiba-tiba ia telah diubah menjadi bejana pilihan, karena sekarang dari hatinya keluar kata-kata baik, kata-kata kebenaran yang membuatnya berkata: “Tuhan, apa yang Kaukehendaki daripadaku?”  Itulah petobatan besar pada orang yang dijadikan tangan kanan Yang Mahatinggi.

Jadi, saudara-saudaraku, kalian menerima dari bahagia Paulus kenyataan akan kepercayaan dan penghiburan, agar apabila bertobat kepada Tuhan, kalian tidak terlalu dihantui dengan kesadaran akan dosa-dosa masa lampau, tetapi hal itu hanyalah menjadikan diri kalian menjadi rendah hati seperti yang dilakukan Tuhan terhadap Paulus, yang berkata: “Aku adalah yang terkecil di antara semua rasul, sehingga tidak pantas disebut rasul, sebab telah menganiaya Gereja Tuhan”.  Jadi, karena itu, marilah kita merendahkan diri di hadapan kekuasaan Tuhan dan percaya, sebab kita juga telah menerima belas kasihan dan telah dibersihkan dan disucikan.

Tetapi bagi bahagia Petrus, saya ingin menambahkan sesuatu yang lain, yang jauh lebih berharga dan langka.  Memang Paulus telah berdosa, tetapi ia telah melakukannya tanpa pengetahuan dan sewaktu dia belum percaya.  Petrus ketika jatuh dalam dosa, ia melakukannya dengan mata terbuka. “Di mana dosa bertambah, di situ pula rahmat berlimpah”.  Sebab bagi mereka yang berdosa sebelum mengenal Allah, sebelum mengalami belas kasihan Tuhan, sebelum membawa kuk yang lembut dan beban yang ringan, sebelum menerima menerima rahmat devosi dan penghiburan Roh Kudus, bagi mereka saya mengulangi, besarlah karya penebusan Tuhan.

Demikian jugalah keadaan kita semua. Tetapi bagi mereka yang sesudah pertobatan membiarkan diri tenggelam dalam dosa dan nafsu-nafsu mereka, kurang rasa syukur atas rahmat yang diperolehnya dan yang setelah meletakkan tangan pada bajak, menoleh kembali ke belakang, atau menjadi suam-suam kuku dan menuruti hawa nafsu mereka, bagi mereka, sesudah hal-hal itu terjadi, hanya sedikit sajalah yang dapat kembali ke keadaan semula.  Meskipun demikian, kalaupun seseorang terdapat dalam keadaan seperti itu, janganlah kita berputus asa terhadapnya, cukuplah kalau ia bersedia bangun kembali.

Mungkin engkau telah berdosa ketika masih di dunia, mungkin lebih berdosa dari Paulus?  Dan jika engkau berdosa sesudah menjadi seorang religius, mungkin engkau berbuat dosa lebih besar dari Petrus?  Tetapi ia dengan melakukan laku tapa dengan sepenuh hati, ia tidak hanya menerima keselamatan saja, melainkan juga kesucian, bahkan telah menerima baik anugerah pelayananan keselamatan maupun pengajaran kesucian.  Engkau pun lakukanlah yang sama, sebab Kitab Suci berkata: “mereka itu adalah orang yang berbelas kasihan dan diberikan dengan penuh belas kasihan kepada seluruh Gereja.”