5 Juli 2023

PEKAN BIASA XIII – RABU


Datanglah kerajaan-Mu
 Pembacaan dari Jalan Kesempurnaan – Karya Santa Teresia

 

Apakah ada orang, betapa pun ia kurang dalam sopan santun, tidak memikirkan lebih dahulu bagaimana menyapa seseorang yang berkedudukan tinggi, bila ia perlu memohon sesuatu dari padanya?  Bukankah ia akan berhati-hati, agar orang itu berkenan?  Ia pasti berusaha untuk tidak menyinggung perasaan orang itu!  Ia akan mempertimbangkan dengan baik apa yang akan diajukannya sebagai permohonan, dan apa alasan untuk memohonnya, terutama kalau permohonan ini menyangkut sesuatu yang khusus dan penting, seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada kita.  Saya kira, hal ini perlu dipikirkan dengan sungguh-sungguh!

O, Tuhanku, sungguh, dapatkah Engkau merangkum segala sesuatu dalam satu kalimat saja, dengan berkata, ‘Berilah, ya Bapaku, apa saja yang kami perlukan!’?  Sebab bagi Tuhan yang mengetahui segala sesuatu, kata-kata lebih dari itu tidak berguna!  O Kebijaksanaan kekal!  Itu saja sudah cukup di antara Engkau dan Bapa-Mu.  Begitulah Engkau menyapa Bapa di taman; Engkau menunjukkan kepada-Nya kehendak-Mu dan ketakutan-Mu, dan Engkau menyerahkan diri-Mu kepada kehendak-Nya.  Tetapi Engkau tahu, ya Tuhanku, bahwa kami tidak begitu rela seperti Engkau untuk menyerah kepada kehendak Bapa-Mu.  Kami merasa perlu menyebutkan setiap hal yang kami minta; agar kami dapat memutuskan apakah itu benar yang kami inginkan; dan jika tidak, kami tidak akan memintanya kepada-Mu.  Kalau yang kami minta itu tidak diberikan, dan Tuhan memberikan yang lain, kami tidak mau menerimanya sebagai pemberian Tuhan, meskipun mungkin itu yang paling baik bagi kami.  Jadi, kalau kami tidak melihat ada uang di tangan, kami tidak pernah pikir bahwa kami punya uang.

Yesus yang baik meminta, agar kita memohon datangnya Kerajaan Allah di tengah kita: ‘Dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu kepada kami’.  Betapa besar kebijaksanaan Guru kita!  Kita semua perlu tahu apa yang kita minta, kalau kita berdoa untuk kerajaan ini.  Yang Mahamulia telah melihat bahwa jika kita tidak dimampukan-Nya untuk berbuat begitu, yaitu dengan memberikan kerajaan-Nya kepada kita di dunia ini, maka kelemahan-kelemahan kodrati kita membuat kita tidak layak untuk menguduskan, memuji, mengagungkan, memuliakan dan menjunjung tinggi nama suci Bapa abadi.  Oleh sebab itu, Yesus yang baik telah merangkai kedua permohonan itu menjadi satu.

Akan kusampaikan kepada kalian apa yang kupahami tentang hal ini, agar kalian dapat menyadari untuk apa kalian berdoa, betapa pentingnya untuk mohon hal itu, dan bagaimana kita harus berusaha menyenangkan Dia, yang dapat memberikan apa saja yang kita mohon.

Di antara banyak sukacita lain dalam kerajaan surga, kurasa yang paling penting adalah damai dan kebahagiaan yang akan kita alami bila kita telah melepaskan diri dari semua urusan barang duniawi, dan bersukacita serta bergembira bersama para sahabat yang sudah menikmati kebahagiaan abadi.  Jiwa tinggal dalam damai sempurna dan merasa puas sepenuh-penuhnya, karena melihat bahwa semua yang ada di sekelilingnya memuji dan memuliakan Allah dan memberkati nama-Nya; dan karena tahu bahwa mereka tidak pernah menghina Dia.  Di surga semua mencintai Dia; jiwa tidak mempunyai perhatian atas apa pun selain mencintai Dia, jiwa tidak dapat berhenti mencintai Dia, karena mengenal Dia, seperti Dia adanya.

Seandainya kita mengenal Dia, kita harus mencintai Dia dengan cara yang sama di dunia ini, dan meskipun tidak konstan dan sempurna seperti di surga, tetap akan jauh berbeda dengan yang sekarang kita lakukan.