7 Juli 2023

PEKAN BIASA XIII – JUMAT


Yesus Kristus adalah keturunan Daud menurut kodrat manusia-Nya
Pembacaan dari buku Santo Agustinus tentang Predestinasi Para Kudus
(penentuan sebelumnya)

 

Contoh predestinasi dan rahmat yang paling mulia dan bercahaya adalah Sang Penebus sendiri, ‘pengantara antara Allah dan manusia, manusia Kristus Yesus’ (1Tim 2:5).  Jasa-jasa apa, perbuatan baik atau tindakan iman apa, yang telah diperbuat kodrat manusiawi-Nya sebelumnya, sehingga Ia memperoleh martabat yang sebesar ini?  Marilah kita mencari jawaban kepada pertanyaan ini.  Bagaimana manusia ini mampu berjasa sehingga ia pantas diangkat dalam kesatuan pribadi oleh Sabda yang kekal, sama dengan Bapa, dan menjadi Putra Tunggal Allah?  Kebaikan apakah yang sudah ia miliki sebelumnya?  Apakah yang pernah dilakukan-Nya, apakah yang telah diimani-Nya, permohonan apakah yang telah diajukan-Nya sehingga ia mencapai martabat yang unggul ini?  Bukankah semua ini karya Sabda?  Bukankah karena Sang Sabda mengenakan kemanusiaan pada diri-Nya, maka mulai dari saat Ia dilahirkan, manusia Yesus adalah Putra Tunggal Allah?  Bukankah Perawan tanpa noda mengandung Dia sebagai Putra Allah?  Demikianlah harus sangat jelas bahwa Kepala kita adalah sumber rahmat dan rahmat ini mengalir dari Dia kepada semua anggotanya, sesuai dengan kemampuan  masing-masing yang menerimanya.

Rahmat  yang menjadikan setiap manusia seorang Kristiani mulai dari saat ia percaya adalah rahmat yang sama yang menjadikan manusia itu Kristus, mulai dari saat pertama keberadaannya.  Juga Roh yang melahirkan kembali manusia adalah Roh yang sama yang melahirkan Kristus.  Oleh Roh kita menerima pengampunan atas dosa-dosa kita dan Roh yang sama menjadikan Yesus tanpa dosa, Tak bisa diragukan bahwa Allah tahu bahwa Ia akan mengerjakan semuanya ini.  Maka inilah predestinasi para kudus yang ditunjukkan dengan semarak yang paling jelas dalam Orang Kudus yang melebihi semua orang kudus.

Bagaimana dapat mengingkari hal ini bila memahami Sabda kebenaran dengan betul?  Sebab kepada kita telah diajarkan bahwa Tuhan Kemuliaan sendiri dipredestinasi, karena sebagai manusia yang menjadi Putra Allah, Dia sendiri dipredestinasi: ‘yang menurut daging ditentukan menjadi anak Daud dan menurut Roh Kekudusan, dinyatakan, oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Dialah Putra Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita’ (Rm 1:3-4).  Memang Ia dilahirkan dari Roh Kudus oleh Perawan Maria.  Dalam cara yang unik dan tak terungkapkan, seorang manusia diangkat oleh Sabda Allah dan dengan demikian bisa disebut Putra Allah secara benar dan tepat dan sekaligus putra manusia: putra manusia karena kodrat manusia yang diangkat, Putra Allah karena putra Tunggal Allah yang mengangkatnya, supaya kita percaya pada Allah Tritunggal dan bukan caturtunggal.

Pengangkatan kodrat manusia yang begitu agung dan menakjubkan dipredestinasikan sehingga tak mungkin ada pengangkatan lagi yang lebih tinggi.  Demikian juga hakikat ilahi tidak mungkin merendahkan diri lebih rendah daripada mengenakan kodrat manusia dengan segala kelemahan manusiawinya, bahkan sampai mati di salib.  Sebagaimana Dia sendirian dipredestinasikan untuk menjadi Kepala kita, demikian kita pun yang banyak ini dipredestinasikan untuk menjadi anggota-anggota-Nya.  Janganlah kita  berbicara tentang jasa-jasa manusia yang sudah hilang karena dosa Adam.  Biarlah rahmat Allah meraja melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, Putra Tunggal Allah satu-satunya, Tuhan satu-satunya.  Kalau orang dapat menemukan dalam Kristus, Sang Kepala, jasa-jasa yang mendahului kelahiran-Nya yang unik, ia dapat juga mencari pada kita, para anggota, jasa-jasa yang mendahului kelahiran kembali kita sebagai anggota-Nya yang banyak.