21 Juli 2023

PEKAN BIASA XV – JUMAT


Baptisan baru dan Ekaristi
Pembacaan dari Uraian Santo Ambrosius tentang Rahasia-rahasia Iman

 

Sesudah dibersihkan dan dihiasi dengan indah sekali oleh pembaptisan, umat maju ke altar Kristus, sambil berkata, ‘Aku akan naik ke altar Allah, menghadap Allah yang menggembirakan masa mudaku.’  Kesesatan yang lama telah dihempaskan bagaikan ular, dan masa mudanya dibarui laksana garuda; maka mereka bergegas menuju pesta surgawi.  Mereka datang dan melihat altar suci telah diatur, maka mereka berseru, ‘Engkau telah menyiapkan hidangan di hadapanku!’  Daud meletakkan kata-kata ini ke dalam mulut umat: ‘Tuhanlah gembalaku, aku tidak akan berkekurangan, Ia membawa aku ke padang rumput yang hijau, Ia membimbing aku ke air yang segar’.  Dan kemudian, ‘Meskipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, karena Engkau besertaku; tongkat gembalaanmu itulah yang menguatkan daku.  Engkau menyiapkan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku; Engkau mengurapi aku dengan minyak, dan pialaku penuh berlimpah.’

Memang sesuatu keajaiban besar, bahwa Allah menghujankan manna bagi para leluhur, dan setiap hari memberi mereka makanan dari surga, hingga dikatakan, ‘Orang makan roti malaikat.’  Tetapi semua orang, yang makan roti di padang gurun itu sekarang telah mati.  Sebaliknya, makanan yang kamu terima itu adalah roti hidup yang turun dari surga, yang memberikan kehidupan kekal; dan barangsiapa makan roti ini, ia tidak akan mati, sebab itulah tubuh Kristus.

Sekarang pikirkanlah mana yang lebih mulia: roti malaikat atau daging Kristus yang adalah tubuh kehidupan.  Manna yang dahulu turun dari surga, tetapi manna yang sekarang ini mengatasi surga!  Yang satu berasal dari surga, yang lain adalah Tuhan yang berkuasa atas surga; yang satu akan membusuk, kalau disimpan sampai hari berikut, yang lain tidak akan binasa; maka barangsiapa menyantap tubuh Kristus dengan khidmat, ia tidak akan mengalami kebinasaan.  Para leluhur diberi air yang mengalir dari karang padas, kalian diberi darah yang mengalir dari Kristus; air itu memuaskan para leluhur untuk sementara, tetapi darah ini membersihkan kalian untuk selamanya.  Orang Yahudi minum dan haus lagi, kalian tidak akan merasa haus lagi, jika sudah minum darah Kristus!  Peristiwa yang lampau itu lambang, yang sekarang adalah kenyataan.

Jika lambangnya saja sudah begitu mempesona, betapa lebih mempesonakan kenyataan yang dilambangkannya.  Bayangannya saja sudah begitu mengagumkan!  Dengarlah pernyataan rasul Paulus yang menunjukkan bahwa peristiwa yang terjadi pada para leluhur itu hanya merupakan lambang: ‘Mereka minum dari karang padas, yang mengikuti mereka, dan karang padas itu Kristus.’  Tetapi sebagian besar dari mereka tidak berkenan kepada Tuhan; hingga mereka mengalami kebinasaan di padang gurun.  Hal-hal ini terjadi sebagai lambang bagi kita.

Sekarang kamu mengerti manakah yang lebih mulia, sebab terang lebih baik daripada bayangan, kenyataan lebih daripada lambang, tubuh Sang Pemberi lebih daripada manna yang diberikan-Nya dari surga.