7 Agustus 2023

PEKAN BIASA XVIII – SENIN


Hukum baru Tuhan kita
Pembacaan dari Surat, yang dikatakan berasal dari Barnabas

 

Allah telah menghapuskan semua pengurbanan menurut hukum lama, agar hukum baru Tuhan kita Yesus Kristus, yang tidak mengikat dan tidak membebankan keharusan, memungkinkan persembahan yang tidak dibuat oleh tangan manusia.  Dan di lain tempat Ia bersabda kepada mereka, ‘Ketika nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir, pernahkah mereka Kusuruh menyajikan korban bakaran dan korban persembahan?  Tidak pernah; tetapi ini yang Kukatakan kepada mereka: Tak seorang pun boleh menyimpan pikiran jahat terhadap sesama di dalam hatinya, dan janganlah ada kecenderungan akan sumpah palsu.’ 

Nah, kalau sekarang kita ini bukan orang bebal, tentu kita harus bisa mengenali maksud Bapa yang baik hati bagi kita.  Sebab kepada kitalah Bapa berbicara, karena Ia ingin, agar kita menemukan jalan yang benar untuk mendekat kepada-Nya, dan tidak sesat seperti mereka.  Dan yang dikatakan kepada kita ialah, ‘Korban persembahan bagi Tuhan itu hati yang remuk redam; keharuman yang menyenangkan Tuhan adalah jiwa yang memuliakan Penciptanya.’  Penting bahwa kita memperhatikan hal ini dengan saksama demi keselamatan kita, jangan sampai si penipu menyesatkan kita dengan tipu dayanya yang jahat dan berhasil membuang kita dari jalan yang menuju kepada kehidupan.

Dalam hubungan ini Tuhan juga berkata kepada mereka, ‘Mengapa kamu mengadakan puasa, hingga telinga-Ku bising mendengarkan tangisan suaramu?  Apakah ini puasa yang Kukehendaki?  Merendahkan jiwa manusia seperti ini?’  Lalu Ia berpaling kepada kita dan bersabda, ‘Inilah puasa yang menjadi pilihan-Ku: patahkanlah segala belenggu kejahatan, lepaskanlah perjanjian yang dipaksakan,  bebaskanlah orang yang berat menanggung hutangnya, dan sobeklah semua surat persetujuan yang curang.  Bagikanlah makananmu kepada orang yang kelaparan dan kalau kamu melihat orang telanjang, berilah mereka pakaian; sambutlah orang gelandangan ke dalam rumahmu.’

Kita harus menentang semua perbuatan sia-sia, dan membenci sedalam-dalamnya jalan si Jahat dengan segala perbuatannya.  Demikian juga janganlah kamu menutup diri dan hidup menyendiri dalam pengasingan, seakan-akan Tuhan telah mengangkatmu sebagai orang suci.  Mari, ikutlah ambil bagian penuh dalam pertemuan untuk  membicarakan kepentingan umum.  Kitab Suci berkata, ‘Celakalah orang yang pandai menurut pandangannya sendiri dan bijak sesuai penilaian sendiri.’  Marilah kita menjadi orang yang dipenuhi oleh Roh; marilah kita benar-benar menjadi kanisah Allah.  Sejauh kemampuan kita, marilah kita tinggal dalam takut akan Tuhan dan sungguh-sungguh menaati perintah-perintah-Nya; maka hukum-hukum-Nya akan menjadi kesukaan kita.

Sebab kalau Tuhan datang menghakimi dunia, pihak-memihak tidak akan ada lagi; setiap orang akan menerima balasan menurut perbuatannya.  Apabila ia telah berbuat baik, kebenarannya akan melapangkan jalan bagi dia; tetapi apabila ia berbuat jahat, upah kejahatannya akan menunggunya.  Maka tidak pernah kita boleh membanggakan diri seakan-akan kita sudah menjadi orang terpilih.  Kita tidak boleh mengikuti godaan untuk mengendurkan usaha kita seakan-akan panggilan kita sudah terwujud.  Janganlah kita pernah jatuh tertidur dalam dosa-dosa kita, agar jangan sampai Pangeran Kejahatan menguasai kita, dan merebut kita dari Kerajaan Tuhan.

Apalagi, kita harus ingat akan hal ini, saudara-saudara: kalian tahu, setelah orang Israel mengalami begitu banyak tanda besar dan mukjizat, namun mereka menolak juga.  Maka, hendaklah kita waspada dan hati-hati, jangan sampai kita ditemukan di antara mereka, yang disebutkan dalam Kitab Suci: ‘banyak yang dipanggil, namun sedikit yang terpilih.’