8 Agustus 2023

Peringatan Santo Dominikus

(Imam)


Ia berbicara dengan Tuhan atau tentang Tuhan
Pembacaan dari sumber-sumber Sejarah Ordo Dominikan

 

Dominikus begitu berbudi luhur, begitu berkobar dalam cinta ilahi, hingga orang tidak dapat sangsi, bahwa ia bejana rahmat pilihan.  Kecuali kalau tergerak karena belas kasih atau ikut menderita, ia selalu menunjukkan keteguhan budinya.  Hati gembira tercermin dalam sikapnya, dan Dominikus menyatakan ketenangan jiwanya karena wajahnya yang lembut gembira.

Di mana saja, dalam perkataan dan perbuatan, ia selalu tampil sebagai bejana Injil.  Di siang hari tidak ada orang lebih ramah, lebih murah hati bergaul dengan saudara dan sahabatnya; tidak ada yang lebih giat berjaga dan berkanjang dalam doa pada malam hari.  Selalu ia berbicara dengan Tuhan atau tentang Tuhan.  Jarang ia berbicara tentang hal lain, dan kebiasaan ini dianjurkan kepada murid-muridnya.

Doa Dominikus yang kerap dilakukan dan khusus baginya ialah doa mohon kepada Tuhan cinta kasih yang nyata demi keselamatan manusia.  Seperti Penyelamat kita, Tuhan Yesus, memberikan diri seluruhnya untuk keselamatan kita, begitu juga Dominikus yakin: hanya dengan memberikan diri untuk mendapatkan jiwa-jiwa, ia akan menjadi anggota Kristus yang sejati.  Setelah ia lama memikir-mikirkan perkara ini secara mendalam, ia mendirikan Ordo Saudara Pengkotbah justru dengan tujuan ini.

Kerap kali ia menganjurkan kepada saudara-saudaranya, secara tertulis maupun secara lisan, agar tak putus-putusnya mempelajari Kitab Suci Perjanjian Lama dan Baru.  Selalu ia membawa serta naskah Injil menurut Santo Matius dan surat-surat Paulus; ini sudah dipelajari sebegitu rupa, hingga ia sudah hampir hafal seluruhnya.

Beberapa kali Dominikus dipilih menjadi uskup tetapi ia selalu menolak jabatan itu, karena ia lebih suka hidup dalam kemiskinan bersama saudara-saudaranya daripada memiliki suatu keuskupan.  Ia ingin sekali dipukuli, disayat-sayat, untuk mati demi imannya.  Gregorius IX menyatakan, “Saya mengenal dia sebagai penganut jalan hidup para rasul yang setia, dan tidak dapat disangsikan, bahwa di surga ia ikut mendapatkan kemuliaan para rasul sendiri.”

 


* Dominikus Guzman lahir di Calaruega, keuskupan Osma, Castilla la Vieja, Spanyol sekitar tahun 1170.  Dia menyelesaikan studinya di Palencia bersama para kanon regular Osma.  Pada waktu itu, Uskup Diego de Azevedo mengangkatnya menjadi pengkhotbah dalam usaha melawan kaum Albigensis.  Dominikus, dengan kekuatan perbuatan baiknya, iman yang cemerlang, dan kerendahan hatinya, berhasil mempertobatkan banyak orang.  Lalu ia memutuskan untuk membina diri dan memberanikan diri mengumpulkan rekan-rekan dan mendirikan Ordo Pengkhotbah, atau yang juga dikenal dengan sebutan Dominikan.  Ordo ini memusatkan perhatiannya pada studi teologi, kesederhanaan hidup, serta keterbukaan bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan.  Dia juga menjadi rasul doa Rosario, untuk menguatkan iman umat dan para peziarah.  Selain itu, Dominikus disebut sebagai misionaris yang tak kenal lelah.  Ia wafat dan dimakamkan di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221.  St. Katarina dari Siena menulis dalam salah satu suratnya kepada seorang dominikan, “Bapamu, Dominikus, menjangkarkan perahunya dengan tiga tali, yaitu: kemurnian, ketaatan, dan kemiskinan.”