11 Agustus 2023

Peringatan Santa Klara

(Perawan)


Perhatikanlah kemiskinan, kerendahan hati dan cinta kasih Kristus
Pembacaan dari surat Santa Klara kepada Beata Agnes di Praha

 

Sungguh bahagialah jiwa yang dianugerahi tempat di perjamuan ilahi karena dengan sepenuh hati ia dapat berpaut kepada Dia, yang keindahan-Nya selalu menakjubkan para bala tentara surga.  Kepada Dia yang cinta-Nya mengobarkan cinta kita, kontemplasi akan Dia menyegarkan kita, yang kemurahan hati-Nya memuaskan kita; ingatan akan Dia bersinar manis bagaikan fajar.  Kepada Dia yang keharuman-Nya membangkitkan orang mati.  Melihat Dia dalam kemuliaan-Nya akan merupakan kebahagiaan seluruh penghuni Yerusalem surgawi.  Sebab Dialah cahaya gemilang kemuliaan abadi, sinar terang kekal, cermin tanpa noda.

Hai ratu dan pengantin Yesus Kristus, pandanglah cermin itu setiap hari dan pelajarilah baik-baik pantulan dirimu supaya engkau dapat menghias dirimu, pikiranmu dan tubuhmu dengan segala macam keutamaan dan dengan demikian mendapati dirimu berbusanakan bunga-bunga dan gaun yang pantas bagi putri dan pengantin termurni seorang raja yang mahatinggi.  Di dalam cermin ini juga terpantul kemiskinan bahagia, kerendahan hati suci dan cinta kasih tak terlukiskan.  Dengan rahmat Tuhan, seluruh cermin itu akan menjadi sumber kontemplasimu.

Pandanglah kelahiran cermin ini, lihatlah kemiskinan-Nya, ketika Ia dibaringkan di palungan dan dibedung dengan kain lampin.  Kerendahan hati yang menakjubkan, kemiskinan yang mengagumkan.  Raja para malaikat, Tuhan atas langit dan bumi terbaring di palungan?  Lihatlah cermin itu lebih dalam lagi dan renungkanlah kerendahan hati-Nya atau sederhananya kemiskinan-Nya.  Lihatlah jerih payah dan penderitaan yang ditanggung-Nya untuk menebus umat manusia.  Kemudian di kedalaman cermin ini, renungkanlah cinta kasih-Nya yang tak terucapkan yang membuat-Nya rela menderita di kayu salib dan mati dengan cara yang paling hina.  Cermin ini Kristus sendiri, terpaku di atas salib, mengingatkan semua orang yang lewat untuk menimbang dengan sungguh-sungguh tindakan-Nya dengan berkata: “Kamu semua yang lewat di jalan ini, lihat dan perhatikanlah, apakah ada penderitaan seperti penderitaan-Ku.”  Marilah sehati dan sesuara kita menjawab seruan dan ratapan-Nya.  “Aku akan memperhatikan dan mengingat, dan jiwaku akan merana di dalam diriku.” Dengan demikian, hai ratu dari Raja surgawi, cintamu akan membara dengan api yang semakin menyala-nyala.

Perhatikanlah juga sukacita yang tak terlukiskan, kekayaan dan kehormatan yang tak terhingga dan mendesahlah untuk apa yang melampaui cinta dan kerinduanmu dengan berseru: “Tariklah aku, kami akan berlari mengejar-Mu dalam keharuman wangi-wangian-Mu, O Mempelai surgawi.”  Biarlah aku berlari dan tidak jatuh pingsan sampai Engkau menuntunku ke tempat simpanan anggur-Mu dan lengan kirimu berada di bawah kepalaku, dan tangan kananmu memeluk aku dengan bahagia dan Engkau mencium aku dengan ciuman manis mulut-Mu.  Selagi engkau beristirahat dalam kontemplasi ini, ingatlah akan ibumu, kecil, miskin dan ketahuilah bahwa aku telah mengukir kenangan bahagia akan diri-Mu di dalam hatiku, karena engkau kusayangi lebih daripada lainnya.

 


* Pada awal abad ke-13 berkembanglah gerakan Fransiskan di Asisi.  Klara seorang putri berusia 18 tahun, anak dari bangsawan Favarone, terpanggil untuk menghidupi kemiskinan suci.  Ia meninggalkan rumahnya pada malam Minggu Palma tahun 1211 dan diterima oleh Fransiskus di Kapel Portiuncula.  Kemudian ia memotong rambutnya dan tinggal di biara sederhana di San Damiano, di mana kemudian saudarinya, Agnes; ibunya, Ortolana; dan banyak gadis Asisi menggabungkan diri bersama Klara.  Mereka adalah murid-murid pertama, “tunas muda bagi Santo Fransiskus”, yang kemudian membentuk Ordo kedua Fransiskus, dan lahirlah Ordo santa Klara (atau yang disebut Klaris), yang regulanya ditulis bersama dengan Fransiskus.  Klara mengajak “para saudari dina” ini untuk hidup dalam kemiskinan ketat menurut semangat hidup sang bapa, St. Fransiskus. Pada masa krisis, dari biaranya di San Damiano, Klara berhasil mengusir pasukan Frederik II, yang mau menyerang Asisi.  Kota Asisi pun terhindar dari ancaman pertumpahan darah.  Klara meninggal pada 11 Agustus 1253 di Asisi.