Dalam sebuah homilinya pada Hari Raya Maria diangkat ke surga, Bapa Suci Benediktus XVI menegaskan bahwa dengan mengatakan “Aku ini hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut sabda-Mu”, Maria menyiapkan kediaman Allah di sini di atas bumi. Dengan tubuh dan jiwanya, ia menjadi tempat kediaman Allah, dengan demikian terbukalah bumi kepada surga.
Maria adalah Tabut Perjanjian yang sejati. Misteri tentang Bait Allah – Tempat Kediaman Allah di sini di atas bumi, dipenuhi dalam Maria. Allah yang menjadi hadir di sini di atas bumi, berdiam secara nyata dalam Maria. Maria menjadi kemah-Nya. Apa yang dirindukan oleh semua kebudayaan yaitu bahwa Allah tinggal di antara kita-terjadi di sini.
Santo Agustinus mengatakan: “Sebelum mengandung Tuhan dalam tubuhnya, Maria sudah mengandung Dia dalam jiwanya.” Ia telah membuat ruang bagi Tuhan dalam jiwanya, dengan demikian ia menjadi Bait Allah yang sejati, tempat Allah berinkarnasi, tempat Ia menjadi hadir di atas bumi ini.
Dengan adanya tempat kediaman Allah di atas bumi dalam Maria, tempat kediaman abadi sudah disiapkan. Inilah inti dari dogma Maria diangkat ke surga: tubuh dan jiwa masuk ke dalam kemuliaan surgawi. Maria adalah “berkat” karena –secara total, dalam tubuh dan jiwa dan untuk keabadian– ia menjadi tempat kediaman Tuhan. Jika hal ini benar, Maria tidak semata-mata mengundang kekaguman dan pemujaan, tetapi ia membimbing kita, menunjukkan kepada kita jalan kehidupan, menunjukkan kepada kita bagaimana kita dapat menjadi berkat, bagaimana menemukan jalan kebahagiaan.
Ya Bapa, Engkau telah menjadikan Bunda Maria tempat kediaman Allah yang abadi dan kami bersyukur atas anugerah Bunda Maria sebagai Bunda kami. Ke dalam kasih keibuannya kami mempercayakan diri kami seutuhnya untuk dibimbing, ditunjukkan olehnya jalan kehidupan dan jalan kebahagiaan, agar hidup kami pun boleh menjadi berkat bagi sesama kami.