PEKAN BIASA XX – RABU
Barangsiapa bertahan sampai akhir, akan diselamatkan
Pembacaan dari khotbah Santo Agustinus
Setiap kali kita mengalami penderitaan dan pencobaan, kita perlu menanggapinya sebagai peringatan dan pengarahan. Kitab Suci tidak menjanjikan kedamaian, keamanan, dan ketenangan, tetapi sebaliknya, pencobaan dan penderitaan. Injil tidak menyembunyikan adanya skandal, kesulitan dan godaan yang menghadang kita, tetapi bahwa ‘Barangsiapa bertahan sampai akhir akan diselamatkan’. Apakah ada yang baik dalam hidup ini sejak saat manusia pertama menerima hukuman kematian dan kutukan yang disingkirkan dari kita oleh Kristus?
Maka dari itu kita tidak boleh mengeluh, saudara-saudara, sebab seperti kata Rasul, ‘beberapa dari mereka menggerutu, dan binasa karena dipagut ular.’ Penderitaan baru manakah, saudara-saudara, yang dialami oleh bangsa manusia sekarang ini, dan belum pernah dialami oleh para leluhur kita? Atau kapankah kita menanggung penderitaan yang kita dapat ketahui bahwa mereka mengalaminya? Meskipun demikian ada orang-orang, yang mengeluh tentang masa kini dan mengatakan, bahwa justru zaman nenek moyang itu jauh lebih baik. Bagaimana seandainya mereka dapat dibawa kembali ke zaman nenek moyang mereka, bukankah mereka akan mengeluh juga? Kamu bisa menyangka bahwa abad-abad lampau itu baik, namun itu hanya karena saat ini kamu tidak hidup di masa itu.
Kalau kamu sekarang sudah dibebaskan dari kutukan, kalau kamu sudah percaya akan Putra Allah, kalau kamu sudah mahir dan terlatih dalam Kitab Suci, aku heran, bahwa kamu mengira zaman Adam itu lebih baik. Orang tuamu juga menanggung beban Adam. Benar bahwa Adamlah yang mendengar kata-kata ini: ‘Dengan bersusah payah engkau akan mencari rejekimu, dan engkau akan mengerjakan tanah, dari mana engkau dibentuk; semak duri dan rumput duri akan dihasilkan bagimu.’ Itulah yang pantas baginya, itulah yang diterimanya, itulah yang diberikan kepadanya sebagai hukuman, yang dijatuhkan atasnya oleh keputusan adil dari Tuhan. Maka bagaimana kamu dapat berpikir bahwa masa dahulu itu lebih baik daripada masamu sekarang?
Dari zaman Adam pertama itu hingga masa keturunan-keturunan Adam sekarang, nasib manusia adalah kerja berat dan peluh keringat, semak dan rumput duri. Sudah lupakah kita akan air bah yang dahsyat? Sudah lupakah kita akan masa penuh sengsara, kelaparan dan peperangan? Peristiwa-peristiwa ini direkam dalam sejarah dengan tepat agar kita tidak mengeluh tentang masa sekarang dan melawan Allah.
Pikirkanlah bagaimana sulitnya masa-masa lampau itu. Bukankah kita gentar waktu mendengar atau membaca tentang hal-hal itu? Maka daripada membenarkan keluhan kita tentang zaman ini, marilah kita menyadari akan kenyataan zaman lampau dan mensyukurinya.