2 September 2023

PEKAN BIASA XXI – SABTU


Janganlah kamu menghias rumah Allah,
tetapi mengabaikan saudaramu yang menderita
Pembacaan dari homili St. Yohanes Krisostomus tentang Injil Matius

 

Kamu ingin menghormati tubuh Kristus?  Janganlah menghinakan ketelanjangannya; janganlah menghormati Dia di sini, di dalam gereja, dengan busana pakaian sutra dan kemudian meninggalkan Dia yang telanjang dan kedinginan di luar.  Ingatlah, bahwa Dia yang berkata, “Inilah tubuh-Ku,” Ia juga menegaskan kata-kata-Nya dengan berkata, “kamu melihat Aku lapar, tetapi tidak memberi Aku makan,” dan “apa yang tidak kamu lakukan kepada salah satu dari mereka itu, tidak kamu lakukan kepada-Ku.”  Apa yang kita lakukan di sini di gereja membutuhkan hati yang murni, bukan pakaian khusus; apa yang kita lakukan di luar membutuhkan perhatian dan dedikasi yang besar.

Kita harus belajar menjadi orang Kristen yang bijaksana, dan menghormati Kristus sebagaimana Ia menghendakinya; karena orang yang diberi kehormatan akan senang memperoleh kehormatan yang ia inginkan, bukan kehormatan yang menurut kita paling baik.  Rasul Petrus mengira bahwa ia menghormati Kristus dengan menolak Dia untuk membasuh kakinya, tetapi yang Petrus inginkan itu sama sekali bukan penghormatan yang sejati.  Maka berilah kepada Tuhan penghormatan yang diminta-Nya, yaitu bagikanlah kekayaanmu kepada kaum miskin dengan murah hati.  Tuhan tidak membutuhkan bejana-bejana emas, tetapi Ia memerlukan hati emas.

Aku tidak berkata bahwa kamu dilarang memberi piala-piala dan alat lainnya yang serba emas untuk altar, tetapi aku menekankan, bahwa bersamaan dengan atau mendahului pemberian seperti itu, kamu juga memberi derma.  Tidak ada suatu apapun yang dapat menggantikan pemberian derma.  Tuhan tidak akan menolak pemberian yang pertama, namun Ia lebih menyukai yang kedua.  Dalam hal yang pertama, hanya si pemberi yang mendapatkan manfaat, tetapi pada pemberian yang kedua, orang miskin juga mendapat manfaatnya.  Pemberian bagi gereja itu mungkin mencolok; tetapi pemberian derma adalah kebaikan hati semata.

Apa gunanya memenuhi meja Kristus dengan piala-piala emas, kalau Ia sendiri menderita kelaparan?  Pertama-tama, berilah makan kepada orang yang lapar, dan kalau kamu masih mempunyai sisa uang, gunakanlah itu untuk keperluan di altar.  Apakah kamu mau membuatkan piala dari emas, tetapi memberikan air segelas kamu tidak mau!  Apa gunanya menghiasi altar dengan kain-kain bersulamkan emas, tetapi tidak memberikan kepada Kristus pakaian yang diperlukan-Nya?  Apakah keuntungannya itu bagimu?  Coba, kalau kamu melihat orang mati kelaparan dan tidak memberi dia makan, tetapi sebaliknya kamu menggunakan uangmu untuk menghias altar dengan perhiasan emas, apakah Ia akan berterimakasih kepadamu?  Apakah Ia tidak akan marah?  Atau bila kamu melihat orang berpakaian compang-camping dan kaku kedinginan, lalu kamu tidak memberikan pakaian, tetapi mendirikan tugu emas bagi kehormatannya, tidakkah ia akan berkata, bahwa ia dihina dan dicemoohkan?

Gambarkanlah Kristus itu seperti seorang gelandangan, yang datang dan minta tempat penginapan.  Engkau mengusir Dia, dan sesudahnya  kamu mulai menghamparkan permadani di lantai, menggantungkan kelambu pada dinding.  Sementara itu orang gelandangan tadi tergeletak, terbelenggu dalam penjara dan kamu tidak sudi melihatnya.  Sekali lagi aku tidak mau mempersalahkan kemewahanmu dalam hal ini.  Hiasilah rumahmu sebaik-baiknya, tetapi ingatlah juga si miskin, atau lebih baik lagi perhatikanlah orang miskin lebih dahulu.  Tidak pernah ada orang dihukum karena tidak menghias rumahnya, tetapi orang yang melalaikan orang miskin, diancam dengan api yang tak terpadamkan, di tengah siksaan setan-setan.  Maka, janganlah menghiasi gereja, namun mengabaikan sesamamu yang sedang menderita, karena dia adalah bait suci yang sungguh bernilai tinggi.