4 September 2023

PEKAN BIASA XXII – SENIN


Aku telah mengajar nabi-nabi-Ku
 Pembacaan dari buku Mengikuti Jejak Kristus

 

‘Anakku, dengarkanlah kata-kataku, yang amat merdu, yang melebihi segala ilmu pengetahuan para cendekiawan dan ahli filsafat di dunia ini.  Sabda-Ku ini adalah roh dan kehidupan, dan tidak boleh dinilai dengan ukuran manusia.  Sabda-Ku ini tidak boleh disalahgunakan untuk kesenangan fana, melainkan harus didengarkan dalam keheningan dan diterima dengan khidmat serta rasa cinta kasih  yang besar. ‘  Dan aku, murid-Mu, berkata, “Berbahagialah orang yang Kauajar, dan yang Kaudidik tentang hukum-Mu, ya Tuhan, untuk memberinya hiburan pada hari kesesakan!  Engkau tidak akan meninggalkan dia kesepian di bumi ini.”

Sabda Tuhan, ‘Aku, mengajar para nabi sejak semula, dan sampai sekarang pun Aku tidak henti-hentinya berbicara kepada semua orang.  Tetapi, banyak orang tidak mendengarkan dan hatinya bebal terhadap suara-Ku.  Banyak orang lebih suka mendengarkan suara dunia daripada sabda Allah, dan lebih sedia mengikuti keinginan dagingnya daripada berbuat apa yang berkenan kepada Tuhan.  Dunia hanya menjanjikan barang-barang yang sifatnya sementara dan tak ada harganya, tetapi dunia sangat mereka damba-dambakan.  Aku menjanjikan akan memberi barang-barang yang paling berharga dan kekal, namun hati manusia tetap beku.  Siapakah yang mengabdi dan patuh kepada-Ku dalam segala hal dan perbuatannya, seperti orang yang mengabdi dunia serta para penguasanya?  Malulah kamu, hai Sidon, sebab demikianlah kata laut (Yes 23:4), dan jika engkau ingin tahu sebabnya, dengarkanlah mengapa.  Untuk mendapat upah sedikit saja, orang tak segan berjalan jauh.  Tetapi untuk hidup kekal, kebanyakan orang tidak bersedia berjalan setapak saja.

Keuntungan sedikit saja dikejar-kejar; mengenai sekeping mata uang kadang-kadang timbul pertengkaran hebat.  Untuk suatu benda yang akan musnah dan suatu janji yang tak ada artinya, orang tidak segan-segan membanting tulang siang dan malam.  Sungguh memalukan!  Untuk mencapai harta yang tetap dan tak akan binasa, untuk pahala yang tak ternilai, untuk kehormatan yang paling tinggi dan tertinggi dan untuk kebahagiaan yang tak ada akhirnya, orang malahan sangat segan meneteskan keringat sedikit saja.

Engkau pun harus malu, hai murid-Ku, hai hamba malas dan suka mengeluh, bahwa orang-orang semacam itu lebih giat untuk kehancuran mereka, daripada engkau giat berusaha untuk keselamatan hidupmu.  Mereka itu lebih banyak bergembira dalam hal-hal yang hampa, daripada kamu dalam kebenaran.  Padahal harapan-harapan mereka itu sering sia-sia, sedang janji-Ku tidak pernah mengecewakan orang dan tak seorang pun yang percaya pada-Ku akan merasa terlantar!  Apa yang Kujanjikan, tentu akan Kuberikan; apa yang Kukatakan, tentu akan Kulaksanakan, asal orang tetap setia dalam cinta kasih-Ku sampai saat terakhir.  Akulah yang memberi ganjaran kepada siapa saja yang berbuat baik, dan Akulah yang memberi cobaan-cobaan kepada semua orang yang hidup saleh.

Catatlah kata-kata-Ku ini di dalam hatimu, dan renungkanlah baik-baik!  Semua itu akan perlu sekali di masa pencobaan.  Apa yang tidak engkau mengerti sewaktu engkau membaca, akan engkau pahami pada hari Tuhan datang.  Aku biasa datang mengunjungi orang-orang pilihan-Ku dengan dua cara: dengan pencobaan atau dengan penghiburan.  Dan setiap hari Aku memberikan dua pelajaran kepadanya: pertama dengan menegur kesalahan mereka, kedua dengan menggugah hati mereka supaya maju dalam keutamaan.  Barangsiapa memiliki sabda-Ku tetapi melalaikannya, maka ia akan berhadapan dengan hakim yang mengadilinya pada hari terakhir.’