9 September 2023

PEKAN BIASA XXII – SABTU


Kebahagiaan Kerajaan Kristus
 Pembacaan dari khotbah Paus Leo Agung tentang Sabda Bahagia

 

Setelah memuji bahagia para miskin, Tuhan kita melanjutkan, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”  Saudara-saudara terkasih, yang mendapatkan hiburan kekal bukannya dukacita atas kemalangan duniawi!  Bukan pula ratapan serta keluh kesah umat manusia pada umumnya yang membuat orang bahagia!  Yang dimaksud di sini ialah keluh kesah orang-orang kudus!  Air mata mereka yang membawa bahagia itu lain sumbernya!  Kepedihan rohani meratapi dosa orang lain atau dosa-dosa sendiri; yang ia susahkan bukannya akibat dari perbuatan-perbuatan Allah yang adil, melainkan apa yang dilakukan oleh kejahatan manusia.  Memang, yang perlu disesalkan bukannya pertama-tama orang yang menderita karena perlakuan yang jahat, tetapi orang yang berbuat jahat itu sendiri!  Sebab kejahatan menyeret pelakunya kepada penghukuman, sedangkan kesabaran menaikkan si penderita yang benar kepada kemuliaan.

Selanjutnya Tuhan kita bersabda, “Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”  Kepada orang yang lemah lembut dan berbudi halus, yang rendah hati dan tidak congkak, dan kepada semua orang yang rela menanggung sengsara, Tuhan menjanjikan bumi sebagai miliknya.  Janganlah kamu mengira bahwa warisan itu sesuatu yang tidak berarti atau remeh, seolah-olah itu berbeda dengan kediaman surgawi kita, sebab kita tahu bahwa kerajaan surgalah yang  dijanjikan sebagai warisan bagi yang lemah lembut.

Bumi yang dijanjikan kepada orang yang lemah lembut; yang akan diberikan kepada orang yang berbudi halus sebagai warisan, itu tidak lain adalah tubuh para kudus!  Mereka itu telah ditinggikan dalam kebahagiaan kekal karena kerendahan hatinya; tubuh mereka ditransformasikan melalui kebangkitan yang menggembirakan, didandani dalam kemuliaan kebakaan.  Tubuh mereka dalam keadaan selaras sempurna dan bersatu dengan kehendak jiwa, karena tidak lagi bertentangan sedikit pun dengan roh.  Dengan demikian, manusia lahiriah akan menjadi milik yang damai dan tak bercela dari manusia batin.

Maka, sungguh, orang yang lemah lembut akan mewarisi bumi dalam damai abadi, dan tak ada suatu apa pun yang akan diambil daripadanya, tak ada suatu pun yang akan mengurangi haknya.  Sebab kodrat yang dapat binasa ini akan mengenakan yang tak dapat binasa, dan kodrat yang dapat mati akan mengenakan yang tak dapat mati.  Yang dulu merupakan keprihatinan bagi jiwa akan menjadi pahala; dan yang dulu adalah beban, akan menjadi kehormatan.