14 September 2023

Pesta Salib Suci


Kemuliaan dan peninggian Kristus adalah salib
Pembacaan dari homili St. Andreas dari Kreta

 

Kita merayaakan Pesta Salib Suci.  Kegelapan dienyahkan dan terang dikembalikan.  Kita merayakan Pesta Salib Suci, dan dengan Sang tersalib kita dibangkitkan, meninggalkan bumi dan dosa, hingga kita dapat memiliki yang ada di atas.  Betapa agungnya salib!  Betapa banyak berkat yang dibawanya serta!  Barangsiapa memilikinya, memiliki harta lebih luhur, lebih berharga daripada segala yang ada di bumi; menurut kenyataan dan menurut namanya, memang ini sungguh harta, sebab di dalamnya dan olehnya dan baginya seluruh kekayaan serta keselamatan kita disimpan dan dikembalikan kepada kita.

Kalau tidak ada salib, Kristus tidak akan disalibkan.  Kalau tidak ada salib, kehidupan tidak akan dipaku pada kayu.  Kalau Ia tidak dipaku, aliran hidup abadi tidak akan memancar dari sisi-Nya: darah dan air, pembasuhan dunia; ingatan akan dosa-dosa kita tidak akan dihapuskan, kita tidak akan mendapatkan kebebasan, kita tidak menikmati pohon kehidupan, firdaus tidak dibuka.  Kalau tidak ada salib, maut tidak akan dienyahkan, alam maut tidak akan melepaskan mangsanya.

Betapa agung salib itu!  Karenanya kita mendapatkan berkat berlimpah; sebab melawan segala perhitungan, mujizat dan sengsara Kristus ternyata menang!  Alangkah mulianya sengsara Tuhan, sebagai alat dan bukti kemenangan-Nya.  Pada salib Ia dengan kemauan-Nya sendiri menderita sampai mati.  Di situ Ia mendapatkan kemenangan, melukai setan, mengalahkan maut, dan menghancurkan palang pintu alam maut.

Salib disebut kemuliaan Kristus dan peninggian-Nya; inilah piala yang diinginkan, kepenuhan sengsara demi kita.  Itulah kemuliaan Kristus, dengarkanlah kata-kata-Nya, “Sekarang Putra Manusia dimuliakan, dan Allah dimuliakan di dalam Dia, dan Allah akan memuliakan Dia segera.”  Dan sekali lagi, “Muliakanlah Aku, ya Bapa, dengan kemuliaan, yang Kumiliki bersama Engkau sebelum dunia terjadi.”  Dan lagi, “Bapa, muliakanlah nama-Mu.  Maka datang suara dari langit: Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi.”  Yang dimaksud dengan ini ialah kemuliaan yang diperoleh Kristus di salib.

Salib juga peninggian Kristus – dengarkanlah sekali lagi kata-kata-Nya, “Jikalau Aku sudah ditinggikan, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.”  Demikian kamu melihat, bahwa salib itu kemuliaan dan peninggian Kristus.

 


Menurut tradisi, Helena, Ibu dari Kaisar Konstantinus, selama melakukan peziarahan di tempat-tempat suci tahun 326 menemukan salib yang digunakan untuk menyalibkan Yesus Kristus; satu bagian salib itu dibawa ke Roma dan ditempatkan di Basilika Salib Suci di Roma yang didirikannya, sebagian lagi tetap di Yerusalem.  Salib ini pernah diambil menjadi rampasan perang diklaim oleh Khosrau II, Raja Persia, setelah penguasaan tanah suci tahun 614.  Akan tetapi Kaisar Heraklitus I dalam perang salib melawan orang-orang Persia mendapatkannya kembali tahun 628 dan dibawanya kembali ke Yerusalem.  Pesta ini dilaksanakan untuk mengingat kemenangan ini.  Salib yang ditinggikan pada pusat hidup Kristiani adalah simbol kemenangan kasih, sarana permohonan yang menampilkan sumber cahaya, karena jasa-jasa-Nya yang menjadi rahmat kasih-Nya.