Kehendak Allah

Kehendak Allah adalah cinta.  Mengasihi Allah berarti sungguh-sungguh rindu untuk mencintai Dia dan ingin menjadi alat-Nya supaya kasih-Nya dapat terlaksana di dalam dan melalui kita.  Tapi dosa menghalangi  kita untuk melaksanakan kehendak Allah.  Masalahnya ada di dalam hati manusia.

Allah memberi kita anugerah kebebasan yaitu gambar-Nya yang ada di dalam diri kita.  Allah tidak mau kita menjadi robot.  Allah ingin manusia dengan bebas menyembah-Nya dan kita diciptakan untuk menikmati Allah dan merindukan kebahagiaan, seperti yang Ia rindukan bagi kita.

Kebahagiaan manusia ada dalam kesatuan dengan Allah dan manusia tapi kebebasan kita terluka.  Kita tidak tahu bagaimana menggunakan kebebasan kita dengan benar.  Maka perlu kerjasama antara kehendak kita pribadi dan akal budi.

Dalam perjalanan ini kita tidak bisa sendiri, kita memerlukan orang lain, perlu Gereja untuk membantu membuat discermen.  Dosa membuat kita otonom, sehingga kita cenderung untuk lebih mencintai diri sendiri daripada mencintai Allah.  Kita berpikir bahwa dengan perbuatan baik kita sudah melakukan kehendak Allah, tapi ternyata motivasinya masih “untukku, supaya aku dipuji, terlihat baik di mata orang lain” dll.

Tetapi tidak ada yang perlu ditakutkan untuk berbuat kebaikan.  Tuhan sangat memahami keadaan manusia yang berdosa dan Tuhan itu setia.  Kalaupun motivasinya belum benar, Dia akan terus memurnikan kita.  Yang penting kita menyerahkan seluruh diri kita pada-Nya dalam peristiwa hidup sehari-hari.  Dengan menundukkan diri pada setiap kenyataan yang diberikan Tuhan kepada kita, pada akhirnya Tuhan sendirilah yang memampukan kita melakukan kehendak-Nya.  Karena di luar Dia kita tidak mampu berbuat apa-apa.

 

Mari kita menanamkan dalam hati kita kerinduan untuk melakukan kehendak-Nya demi keselamatan banyak orang dan kemuliaan Tuhan.