4 Oktober 2023

Peringatan St. Fransiskus dari Assisi


Kita harus sederhana, rendah hati, dan murni
Pembacaan dari surat St. Fransiskus dari Assisi kepada semua orang beriman

 

Sabda Bapa yang begitu tinggi, suci, dan mulia, turun dari surga!  Demikianlah diwartakan oleh Bapa yang Mahatinggi dengan perantaraan Santo Gabriel, malaikat agung-Nya, kepada Perawan Maria yang suci dan mulia; dan di dalam rahimnya, Sabda nyata-nyata mengenakan tubuh manusia dan kelemahan kita.  Meskipun kaya tanpa tara, namun dengan kehendak-Nya sendiri Ia memilih miskin bersama ibu-Nya yang terberkati.  Sebelum menderita Ia merayakan perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya.  Pada waktu itu Ia berdoa kepada Bapa dengan kata-kata ini, “Bapa, jika mungkin, biarlah piala ini lewat dari pada-Ku.”

Namun Ia menyerahkan kehendak-Nya di dalam Bapa.  Dan kehendak Bapa ialah, agar Putra yang suci dan termulia ini, yang diberikan kepada kita dan lahir bagi kita, mempersembahkan diri dengan darah-Nya sebagai persembahan dan kurban pada altar salib, tidak bagi diri-Nya sendiri, tetapi bagi dosa-dosa kita, sebab dengan perantaraan-Nya semua telah terjadi.  Demikian Ia meninggalkan teladan bagi kita, agar kita mengikuti jajak-Nya.  Ia menginginkan, agar kita semua diselamatkan dengan perantaraan-Nya, dan menerima Dia dengan hati yang murni dan tubuh yang suci.

Alangkah bahagia mereka, yang mencintai Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkan Tuhan sendiri di dalam Injil, “Engkau harus mencintai Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan segenap jiwamu, dan sesamamu seperti dirimu sendiri.”  Maka marilah kita mencintai Tuhan dan bersujud kepada-Nya dengan hati murni dan budi murni, sebab Ia sendiri mengusahakan hal ini melebihi segala-galanya, kalau Ia berkata, “Penyembah yang sejati menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.”  Maka marilah kita menyerukan pujian dan doa kita kepada-Nya siangn dan malam, sambil berkata, “Bapa kami, yang ada di surga“, sebab “kita harus selalu dan tak jemu-jemunya berdoa.”

Maka marilah kita menghasilkan buah, yang sesuai dengan pertobatan.  Dan marilah kita mencintai sesama kita seperti diri kita sendiri.  Marilah kita membina cinta dan rendah hati serta memberi derma, karena ini membersihkan jiwa dari noda dosa.  Orang kehilangan segala, yang ditinggalkannya di dunia ini, tetapi ia membawa segala wewenang untuk mendapatkan balas jasa karena cinta dan dermanya, dan ia akan mendapatkan pahala serta upah melimpah dari Tuhan.

Kita ingin menjadi bijak dan pandai menurut ukuran dunia, tetapi kita harus sederhana, rendah hati, dan murni.  Kita tidak pernah boleh ingin mengungguli orang lain, tetapi harus menjadi pelayan dan hamba demi Tuhan terhadap semua penguasa manusia.  Pada mereka yang melakukan ini semua dan bertahan sampai akhir, Roh Tuhan akan tinggal.  Roh Tuhan akan berdiam dan bersemayam di dalam diri mereka dan mereka akan menjadi putra-putri Bapa di surga, karena mereka melakukan pekerjaan-Nya; mereka itulah pengantin, saudara, dan ibu Tuhan kita Yesus Kristus.

 


* Tahun 1181 – 1226.  Imam pendiri Ordo Fransiskan, Ordo suster Klaris (bersama Santa Klara) (bagi awam yang ingin mengikuti teladan hidupnya).  Semangat kemiskinan, kerendahan, dan kasihnya amat mengagumkan.  Menjelang akhir hidupnya, ia mendapat stigmata, yakni luka-luka seperti yang diderita Kristus di salib.