9 Oktober 2023

PEKAN BIASA XXVII – SENIN


Pertama-tama kita harus berdoa bagi seluruh tubuh Gereja
Pembacaan dari Ulasan St. Ambrosius tentang Kain dan Habel

 

 “Persembahkanlah korban pujian kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi.”   Jika kamu memuji Tuhan berarti kamu mengucapkan janji kepada Tuhan, dan melaksanakannya.  Itulah sebabnya, mengapa dari sepuluh orang yang disembuhkan dari sakit kustanya atas perintah Yesus, hanya satu orang Samaria diutamakan lebih daripada yang lain, karena ia satu-satunya yang kembali kepada Kristus, memuji Allah dan mengucap syukur.

Yesus berkata kepadanya, “Tidak adakah yang datang kembali dan mengucap syukur kecuali orang asing ini?”  Lalu Ia berkata kepada orang Samaria itu, “Bangkitlah, dan pulanglah, imanmu telah menyembuhkan kamu.”  Tuhan Yesus juga mengajar dengan kebijaksanaan ilahi-Nya, tentang kebaikan Bapa, yang tahu bagaimana memberi barang-barang yang baik, agar kamu juga minta barang-barang yang baik dari Dia, Sang Kebaikan sendiri.

Ia mengajar kita untuk berdoa dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang, bukan bahwa doa kita harus panjang sampai membosankan, melainkan harus singkat dan teratur.  Pada umumnya, doa dengan banyak kata yang berbelit-belit sering hanya menjadi seperti mesin, tanpa perasaan, dan di lain pihak, kurang atau tidak adanya minat mengakibatkan sikap acuh tak acuh sehingga dapat mengarah untuk meninggalkan doa sama sekali.

Selanjutnya Ia memperingatkan, bahwa kalau kamu minta ampun bagi dirimu sendiri, kamu terlebih dulu harus ingat untuk memberikan ampun kepada orang lain, hingga doamu dikuatkan dengan perbuatan baik.  Rasul juga mengajarkan, bahwa apabila kamu berdoa, hendaknya berdoa tanpa marah dan tanpa perselisihan dengan sesamamu, supaya doamu tidak terganggu atau menjadi sia-sia.  Ia juga mengajarkan, agar kita berdoa di mana pun.  Dan Penyelamat kita bersabda, “Masuklah ke dalam kamarmu.”

Jangan kamu menyangka bahwa kamar yang dimaksudkan adalah kamar dengan empat dinding, yang memisahkan kamu dari orang lain, tetapi inilah kamar yang ada di dalam dirimu, di mana tersimpan pikiranmu, tempat tinggal segala perasaanmu.  Kamar untuk berdoa ini selalu ada padamu; ke mana pun kamu pergi, tetap merupakan tempat tersembuyi, dan apa yang terjadi di sana, hanya Tuhanlah saksinya.

Kamu diajar pula untuk mengutamakan doa bagi umat,  yaitu bagi seluruh tubuh, bagi semua anggota Gereja, ibumu tersuci.  Lencana keanggotaan Gereja ini adalah cinta persaudaraan.  Jika kamu minta sesuatu untuk dirimu sendiri, kamu hanya berdoa untuk kepentinganmu.  Dan jika setiap orang hanya berdoa untuk dirinya sendiri, kamu harus ingat bahwa kemurahan yang diberikan kepada seorang pendosa yang berdoa untuk dirinya sendiri itu lebih sedikit daripada yang diberikan kepada orang yang memintakan kemurahan bagi orang lain.  Tetapi sekarang, karena setiap orang berdoa untuk semua, maka semua berdoa untuk setiap orang.

Kami dapat menyimpulkannya sebagai berikut:  Jika kamu minta sesuatu hanya untuk dirimu sendiri, kamu hanya minta untuk dirimu sendiri, dan kamu tetap sendiri.  Tetapi kalau kamu mendoakan semua orang, semua orang mendoakan kamu, sebab sesungguhnya kamu berada dalam semua.  Maka pahalanya besar sekali, sebab dukungan seluruh umat diperoleh bagi setiap orang oleh doa-doa setiap orang.  Ini bukanlah kesombongan, melainkan hanya tanda kerendahan hati yang lebih besar dan harapan akan buah yang berlimpah.