13 Oktober 2023

PEKAN XXVII – JUMAT


Perkembangan ajaran Kristiani
 Pembacaan dari buku catatan pertama St. Vinsensius dari Lerins

 

Apakah tidak boleh ada perkembangan ajaran di dalam Gereja Kristus? Tentu harus ada perkembangan besar.  Siapa dapat bersikap begitu menentang sesama dan bermusuhan dengan Tuhan hingga mau mencoba menghalangi perkembangan itu? Tetapi orang harus berusaha memastikan bahwa yang terjadi itu sungguh perkembangan iman, dan bukan perubahan.  Perkembangan berarti bahwa setiap pokok ajaran diperluas dalam dirinya sendiri atau dipertumbuhkan dalam lingkup  batasnya sendiri; sedangkan perubahan menggambarkan sesuatu yang diubah dari apa adanya semula menjadi sesuatu yang berbeda.

Amat diharapkan bahwa terjadi perkembangan, dan harus ada pertumbuhan besar dan kuat dalam pemahaman, pengetahuan dan kebijaksanaan setiap individu dan bagi seluruh umat, pada setiap anggota dan, begitu pula pada seluruh Gereja, secara bertahap, meliputi semua angkatan melalui segala zaman.  Tetapi perkembangan harus terjadi dalam batas-batas kodratnya sendiri, yaitu dalam kerangka dogma yang sama dan arti yang sama.

Hendaklah agama, yang rohani sifatnya, mengikuti perkembangan tubuh.  Sebab, meskipun tubuh itu berkembang dari tahun ke tahun, dan bagian-bagiannya mengalami pertumbuhan, namun bagian-bagian itu tetap sama dan tidak berubah menjadi sesuatu yang lain.

Memang ada perbedaan besar antara tunas masa muda dan kematangan di tahun-tahun kemudian, tetapi orang yang mencapai masa kemudian itu adalah orang yang sama dengan yang dulu mengalami masa remaja.  Maka meskipun ukuran dan penampilan lahiriah pada seseorang dapat berubah, namun orangnya tetap sama, dan kodratnya tetap sama.

Anggota-anggota tubuh bayi itu serba kecil, sedangkan pada orang muda itu besar, tetapi anggota-anggota itu tetap sama.  Anggota-anggota badan orang dewasa sama jumlahnya dengan yang dimiliki anak kecil.  Dan kalau nampak ada bagian-bagian baru dengan perkembangan usia dan tahap kedewasaan lebih lanjut, itu semua dari dulu sudah ada, sekalipun dalam bentuk ‘embryo’, yaitu belum kelihatan bentuk yang jelas. Kesimpulannya dapat dikatakan , bahwa tidak ada sesuatu yang baru tumbuh pada usia tua,  yang tidak ada atau belum kelihatan pada usia muda.

Maka tidak dapat disangsikan, bahwa inilah aturan yang benar dan wajar bagi perkembangan, dan tata pertumbuhan yang paling baik dan paling mengagumkan, jika dengan berjalannya waktu bagian-bagian itu nampak berkembang pada orang dewasa, yang oleh Sang Pencipta dalam kebijaksanaan-Nya telah disiapkan sebelumnya dalam dirinya, ketika ia masih kanak-kanak.

Tetapi kalau bentuk manusia berubah menjadi suatu bentuk yang bukan menurut jenisnya, atau kalau sekurang-kurangnya ada sesuatu yang dikurangi atau ditambahkan pada anggota-anggotanya yang sudah lengkap, maka seluruh tubuh akan binasa, dan kalau tidak, tubuh menjadi lemah , atau berubah menjadi suatu monster yaitu makhluk yang aneh sekali dengan kekuatan besar.

Maka sudah selayaknyalah, bahwa ajaran Kristiani juga harus mengikuti hukum-hukum pertumbuhan ini; hingga dari tahun ke tahun ajaran itu berkembang menjadi lebih mantap; dan dengan berjalannya waktu dapat mencapai kemajuan yang lebih luas dan dalam.  Di masa lampau para leluhur kita menaburkan benih-benih iman yang baik di ladang Gereja.  Maka tidak sepantasnya dan sesatlah, jika keturunan mereka harus menuai ilalang kesalahan dari pada panen kebenaran.

Sebaliknya, yang benar dan selayaknya adalah bahwa tidak ada ketidakcocokan antara awal dan hasil akhirnya. Dari benih yang di tanam, yaitu pengajaran Injil, kita harus menuai panenan gandum, yaitu ajaran yang sudah berkembang. Maka jikalau sesuatu berkembang dari permulaan, bagaikan dari benih, hal itu sekarang harus diterima dengan sukacita dan dipelihara dengan saksama.