16 Oktober 2023

PEKAN BIASA XXVIII – SENIN


Ambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus menguduskan kita
Pembacaan dari uraian St. Fulgensius dari Ruspe melawan Fabianus

 

Waktu kita mempersembahkan korban,  kita melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Penyelamat sendiri, “Apa yang telah Kuteruskan kepadamu, telah Aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkan roti dan berkata: Inilah tubuh-Ku untukmu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Daku!” Demikian juga Ia mengambil cawan sesudah makan, lalu berkata, “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini setiap kali kamu menerimanya, menjadi peringatan akan Daku. Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”

Jadi korban dipersembahkan untuk memberitakan kematian Tuhan dan menghormati peringatan akan Dia, yang telah memberikan hidup-Nya bagi kita.  Sebab Ia sendiri berkata, “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”   Kristus mati untuk kita.  Maka jika kita memperingati kematian-Nya pada waktu mempersembahkan kurban,  kita mohon kedatangan Roh Kudus untuk anugerah kasih itu.  Kita berdoa dengan sungguh-sungguh, agar cinta yang sama, yang membuat Kristus rela untuk disalibkan bagi kita, memampukan kita, oleh rahmat Roh yang sama, untuk rela disalibkan bagi dunia dan dunia disalibkan bagi kita.

Kita diundang untuk meneladan Kristus: “Kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.”  Begitu pula,  hendaknya kita yang telah mati bagi dosa, hidup bagi Allah, dalam Kristus Yesus.  Maka kita akan berjalan bersama dalam hidup baru oleh anugerah kasih.  Karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.  Kita ikut ambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus, jika kita makan roti-Nya dan minum cawan-Nya.  Oleh karena itu kita harus mati bagi dunia dan “hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.”  Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya yang jahat.

Demikian semua orang beriman, yang mencintai Allah dan sesamanya, meskipun tidak minum piala penderitaan jasmani, namun mereka minum piala cinta Tuhan.  Dimabukkan oleh ini, mereka mematikan badan jasmani mereka; dan dengan mengenakan Tuhan Yesus Kristus, mereka tidak terpikat lagi oleh keinginan-keinginan daging dan tidak memusatkan pandangan mereka pada hal-hal yang kelihatan, melainkan pada hal-hal yang tidak kelihatan.  Dengan demikian mereka minum piala Tuhan, memelihara kemurnian suci; tanpa itu tak ada apa-apa yang berarti, bahkan bila membiarkan tubuhnya dibakar.  Tetapi karena kurnia cinta, kita menerima rahmat untuk menjadi sungguh-sungguh kenyataan, apa yang kita rayakan secara sacramental atau mistik di dalam korban.