19 Oktober 2023

PEKAN BIASA XXVIII – KAMIS


Lihat, Aku akan menyelamatkan umat-Ku
Pembacaan dari homili St.  Agustinus tentang Injil Santo Yohanes

 

‘Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau ia tidak ditarik oleh Bapa.”  Janganlah berpikir bahwa kamu ditarik, bertentangan dengan kehendakmu, sebab budi dapat juga ditarik oleh cinta.  Dan kita tidak perlu takut akan mereka, yang menimbang kata-kata secara harafiah, namun sama sekali tidak memahami kebenaran ilahi dan mungkin menolak kata-kata Kitab Suci ini dengan berkata: Bagaimana saya dapat percaya akan kehendak bebas saya, kalau saya ditarik?  Sebagai jawaban saya berkata begini: Kamu tidak hanya digerakkan oleh kehendak, karena kamu juga digerakkan oleh kesenangan.

Apa artinya ditarik oleh kesenangan?  “Bersukacitalah dalam Tuhan, dan Ia akan memberikan keinginan hatimu.”  Ada suatu kesenangan di hati, yang merindukan kemanisan roti surgawi.  Bahkan ada seorang pujangga yang berkata, “Setiap orang ditarik oleh kesenangan hatinya”, bukan keharusan, melainkan kepuasan, bukan kewajiban, melainkan kesenangan.”  Maka tentulah manusia lebih tertarik lagi kepada Kristus, jika ia senang akan kebenaran, akan kebahagiaan, akan keadilan, akan kehidupan kekal, yang semuanya berarti Kristus.

Apakah kita harus mengandaikan, bahwa indera jasmani mempunyai kesenangannya, dan jiwa tidak?  Tetapi jika jiwa tidak mempunyai kesenangannya, bagaimana Kitab Suci dapat berkata, “Anak-anak manusia akan berlindung di bawah naungan sayap-Mu. Mereka akan bersukaria dalam kelimpahan rumah-Mu, dan Engkau akan memuaskan mereka dengan sungai kegembiraan, sebab Engkaulah sumber kehidupan, dan dalam terang-Mu kami akan melihat terang.”

Kalau ada orang yang mencintai, ia akan mengerti apa yang aku katakan ini.  Kalau ada orang penuh kerinduan, yang lapar, yang mengembara di padang gurun, kehausan, dan mendambakan sumber air dari rumahnya yang abadi, kalau ada orang seperti itu, ia akan mengerti apa yang aku maksudkan ini.  Tetapi kalau aku berbicara dengan orang yang tak punya perasaan, ia tidak akan mengerti apa-apa.

Tunjukkanlah segenggam rumput kepada domba, dan kamu akan menariknya untuk ikut.  Tunjukkanlah kacang kepada anak, dan ia akan tertarik.  Ia akan berlari-lari untuk mengambilnya sebab tertarik, tertarik karena ia menginginkannya, tertarik tanpa ada paksaan dari luar, tertarik hanya karena dorongan keinginannya.  Setiap orang tertarik oleh keinginannya sendiri.  Ini benar.  Jadi, jika barang-barang yang dilihat sebagai kesukaan dan kenikmatan di dunia ini dapat menarik orang —karena memang ternyata bahwa “setiap orang tertarik oleh kesukaannya hatinya”— maka, apakah Kristus tidak menarik kita kepada Bapa kalau Ia diwahyukan oleh Bapa kepada kita?  Apa yang lebih didambakan oleh akal budi selain kebenaran?  Keinginan apakah yang tak terpuaskan?  Mengapa gelisah bila kita tidak cukup peka untuk  mempertimbangkan kebenaran, kecuali untuk dapat makan dan minum kebijaksanaan, keadilan, kebenaran, kehidupan kekal, yang segalanya itu berarti Kristus?

Kristus bersabda, “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran,” yaitu di sini, di dunia ini.  “Mereka akan dipuaskan”, yaitu di surga.  Dan lagi: Aku memberi kepada setiap orang apa yang ia cintai.  Aku memberikan barang yang diharapkannya.  Ia akan melihat apa yang ia imani, meskipun tanpa melihatnya.  Ia lapar akan apa – itulah yang akan dimakannya.  Ia haus akan apa – itulah yang akan diminumnya sampai puas.  Kapan?  Pada kebangkitan orang mati, karena “Aku akan membangkitkannya pada hari terakhir”.