PEKAN BIASA XXX – SELASA
Tuhan selalu setia akan sabda-Nya
Pembacaan dari surat Bapa Suci Klemens I kepada umat di Korintus
Saudara-saudaraku terkasih, perhatikanlah, bagaimana Tuhan berulang-ulang mengingatkan kita, dengan memberikan bukti-bukti bahwa akan datang hari kebangkitan; dan Yesus Kristus dijadikan-Nya buah pertama dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati.
Saudara-saudaraku, lihatlah bagaimana senantiasa ada proses kebangkitan yang terjadi dan sedang berjalan sekarang ini juga. Siang dan malam memberikan contoh tentang kebangkitan; sebab saat malam tenggelam untuk beristirahat, bangkitlah hari; dan bila hari berlalu dan malam datang kembali. Atau ambil contoh buah-buahan di bumi: bagaimana dan dengan cara apa terjadi panenan? Jika penabur keluar dan menaburkan benih di bumi, benih jatuh di tanah, menjadi layu dan membusuk, lalu mati; namun kekuasaan penyelenggaraan ilahi membangkitkannya dari kebusukan, dan dari benih tunggal itu muncullah banyak dan menghasilkan buah.
Maka dengan harapan ini, marilah kita mengikat jiwa kita erat-erat pada Dia, yang selalu setia pada sabda-Nya dan benar dalam keputusan-Nya. Ia sendiri, yang melarang kita untuk berdusta atau menipu, tidak akan dapat berdusta; dusta itu satu-satunya yang tidak mungkin ada pada Tuhan. Maka marilah kita menyalakan kembali semangat kepercayaan iman kita kepada-Nya, dan hendaklah kita ingat juga, bahwa segala sesuatu di dunia ini berada dekat pada-Nya.
Dengan sabda keagungan-Nya Ia menjadikan semua yang ada, dan dengan sabda-Nya Ia dapat melebur semuanya kembali. Sebab siapa dapat berkata kepada-Nya: Apa yang telah Engkau kerjakan? Atau siapa yang akan dapat melawan kuasa kekuatan-Nya? Ia akan melakukan segalanya, kapan dikehendaki-Nya dan dengan cara yang dikehendaki-Nya; dan tidak ada sesuatu dari keputusannya yang bisa gagal. Seluruh alam semesta terbentang di hadapan-Nya, tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi rencana-Nya: sebab langit mewartakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memasyhurkan karya tangan-Nya. Hari yang satu mengisahkannya kepada hari yang lain dan malam yang satu menyampaikan pengetahuan kepada malam berikut; meskipun tidak ada kata-kata atau pembicaraan dan tidak terdengar suaranya.
Maka karena tidak ada sesuatu yang tidak dilihat dan tidak didengar oleh-Nya, marilah kita menghadap Dia dengan rasa takut, dan meninggalkan cara-cara tercela untuk menipu, supaya kita dapat memperoleh perlindungan dalam belas kasihan-Nya pada hari pengadilan nanti. Sebab siapa di antara kita dapat menghindar dari tangan-Nya yang kuasa; atau dunia mana akan mau menerima orang yang melarikan diri dari pada-Nya? Seperti dikatakan di dalam mazmur, “Aku akan pergi ke mana, dan di mana aku akan bersembunyi dari hadirat-Mu? Jika aku naik ke langit, Engkau ada di sana; jika aku pergi sampai ke ujung bumi, tangan kanan-Mu ada di sana; jika aku memasang tempat tidurku di lembah terdalam, di sana Roh-Mu ada.” Maka, ke mana orang itu akan pergi, atau di mana ia dapat menghindari Dia, yang genggaman-Nya menjangkau segalanya?
Kesimpulannya adalah bahwa kita harus mendekati Dia dalam kesucian jiwa, mengangkat kepada-Nya tangan yang murni dan tak bernoda, dalam cinta kasih akan Bapa yang murah hati dan berbelas kasih, yang telah memilih kita sebagai milik-Nya.