1 November 2023

HARI RAYA SEMUA ORANG KUDUS


Marilah bergegas menuju saudara kita;
mereka menunggu kita
Pembacaan dari khotbah St.  Bernardus Abas

 

Apa gunanya doa kita bagi orang suci, dan kehormatan yang kita berikan bagi mereka?  Apa manfaatnya hari raya ini?  Apa guna kehormatan yang diberikan di dunia kepada mereka, jika Bapa kita di surga, menepati janji Putra-Nya, telah mengangkat mereka dalam kemuliaan?  Nyanyian pujian kita tidak mereka butuhkan.  Mereka tidak memerlukan penghormatan kita, atau sesuatu pelayanan yang dapat kita berikan.  Memang benar kita yang mengambil manfaat, kalau kita mengenang mereka penuh khidmat.  Aku mengaku, bahwa kenangan akan mereka mengobarkan rasa rindu penuh cinta untuk bersatu dengan mereka.

Keinginan pertama, yang ditimbulkan oleh peringatan para kudus ialah dorongan untuk mencapai sukacita, dapat bersatu dengan mereka seperti yang kita dambakan; berusaha untuk pantas menjadi warga dan anggota keluarga bersama para bahagia; mendapatkan tempat di kalangaan para bapa bangsa dan jajaran para nabi; bersatu dalam kumpulan para rasul dan jumlah para martir yang tak terbilang; diterima baik dalam golongan para saksi iman dan paduan para perawan; pendek kata, bersatu dalam persatuan para kudus.  Gereja para umat Kristen purba menunggu kita dalam kemuliaannya, dan kita memalingkan muka; para kudus penuh cinta memanggil kita, dan kita kurang peduli; rombongan mereka yang tertebus menantikan kita, dan kita tidak menaruh perhatian.

Para saudara, marilah kita meninggalkan kelengahan kita dan bangkit bersama Kristus untuk mencari hal-hal yang ada di atas, mengarahkan akal budi kita kepada hal-hal yang ada di surga.  Marilah kita mencintai mereka yang mencintai kita, bergegas menuju mereka yang menantikan kita, dan dengan doa masuk dalam hadirat mereka yang mencari kita.  Harapan kita tidak hanya menginginkan kebersamaan dengan para kudus, tetapi juga ikut serta dalam sukacita mereka, hingga dengan usaha tak putus-putusnya kita juga ikut memiliki kemuliaan mereka yang kita dambakan kehadirannya.  Usaha ini tidak ada salahnya; tidak ada bahayanya mengusahakan kemuliaan ini.

Keinginan kedua yang timbul jika kita memperingati para kudus ialah: agar Kristus, Hidup kita, berkenan menampakkan diri kepada kita seperti kepada mereka, dan agar kita dinyatakan bersama Dia dalam kemuliaan-Nya.  Selama ini, Kristus kepala kita, tentu saja tidak tampil seperti apa sebenarnya, tetapi seperti Ia menjadi bagi kita; tidak dimahkotai dengan kemuliaan, tetapi dengan duri karena dosa-dosa kta.  Apakah tidak memalukan kalau anggota hidup mewah, sedang kepalanya dimahkotai dengan duri, kalau mantol merah dikenakan kepada-Nya tidak sebagai tanda kehormatan, tetapi sebagai cemoohan?  Kalau Kristus nanti datang, kematian-Nya tidak akan dinyatakan lagi, dan kita tidak tahu, bahwa kita juga sudah mati dan hidup kita tersembunyi di dalam Dia.  Kepala kita akan nampak dalam kemuliaan, dan dengan Dia para anggota-Nya yang dimuliakan akan bersinar terang, yaitu kalau Ia mengubah tubuh kita yang fana menjadi seperti Sang Kepala, yaitu Dia sendiri.

Maka marilah kita berusaha mencapai kemuliaan ini dengan semangat berkobar dan usaha yang terpuji seluruhnya.  Dan agar kita dapat layak mengharapkannya dan merindukan kebahagiaan itu, doa para kudus amat diperlukan agar yang tidak dapat kita capai sendiri tanpa bantuan, diberikan kepada kita dengan pertolongan mereka.