PEKAN BIASA XXX – JUMAT
Sabda Tuhan itu hidup dan kuat
Pembacaan dari karya Baldwin dari Canterbury
“Sabda Allah itu hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun.” Betapa besar kuasa dan kebijaksanaan yang terkandung dalam sabda Tuhan! Sabda ini sangat bermakna bagi orang yang mencari Kristus, Dia yang adalah sabda dan kuasa serta kebijaksanaan Allah. Sabda ini, yang sejak awal mula ada bersama Bapa kekal, pada saat yang ditentukan diwahyukan kepada para rasul, dan kemudian melalui mereka diwartakan dan diterima dalam iman dengan rendah hati oleh para bangsa yang percaya. Jadi sabda itu adalah sabda dalam Bapa, sabda dalam pewartaan, sabda dalam hati.
Sabda Allah ini hidup. Kepada-Nya Bapa memberikan kuasa untuk memiliki hidup dalam diri-Nya sendiri, tidak lebih, tidak kurang, sebagaimana Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Maka dari itu, Sabda bukan hanya menghayati hidup, melainkan Dia adalah Hidup, sebagaimana Ia menyatakan diri-Nya: “Akulah jalan, kebenaran dan hidup”.
Oleh karena Ia adalah hidup, maka Ia bukan hanya hidup tapi juga memberi hidup. Sebab “sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.” Dan Ia memberi hidup ketika Ia memanggil orang mati keluar dari makam dengan berseru dengan suara keras: “Lazarus, marilah keluar!”
Ketika sabda itu diwartakan, Kristus memberi kepada suara pewarta, yang didengar di luar, suatu kekuatan tertentu yang berkarya di dalam, Dengan kekuatan itu orang mati dihidupkan kembali, dan anak-anak Abraham dilahirkan kembali dalam sukacita. Jadi, Sabda ini hidup di dalam hati Bapa, hidup di bibir mulut pewarta, dan hidup di dalam hati orang yang percaya pada-Nya dan mencintai-Nya. Tepatlah dikatakan bahwa sabda ini sungguh hidup, dan tak dapat disangsikan bahwa juga penuh kuat kuasa.
Sabda kuat dalam menciptakan segala, kuat dalam memerintah alam semesta, kuat dalam menebus dunia. Apakah yang lebih kuat dan lebih kuasa? “Siapakah yang sanggup mewartakan keperkasaan TUHAN, dan memperdengarkan segala pujian-Nya?” Sabda kuat bila berkarya, dan kuat bila diwartakan. Sesungguhnya, tidak pernah akan kembali sia-sia, tetapi menghasilkan buah-buah bagi siapa saja, ke mana saja ia diutus. Sabda Allah hidup dan kuat dan “lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun” bila dipercayai dan dicintai.
Sebab apakah yang tidak mungkin bagi orang yang percaya? Apakah yang sulit bagi orang yang mencinta? Saat sabda ini berbicara, pesannya menembus hati, bagaikan panah-panah tajam yang dilepaskan oleh seorang pahlawan; menembus dalam-dalam bagaikan paku-paku yang dipukulkan dengan kuat sampai menusuk inti yang paling dalam, menembus sampai ke kedalaman rahasia jiwa.
Sungguh, sabda ini jauh lebih tajam daripada pedang bermata dua, karena kekuatan ketajamannya melebihi pisau yg tempaannya paling tajam sekalipun. Tidak ada hikmat manusia atau pemikiran orang cerdik pandai yang lebih hebat atau lebih cerdas hingga dapat melebihinya.