Pertobatan

Kita telah menerima anugerah pembaptisan yang menjadikan kita anak-anak Allah, dan sebagai anak Allah, kita dipanggil untuk menghayati anugerah ini melalui jalan hidup spiritual yang mendalam dan konkrit.  Hidup spiritual membutuhkan perubahan hati – suatu pertobatan.  Pertobatan ini mungkin bisa ditandai dengan suatu perubahan batin yang terjadi secara mendadak, atau dapat juga terjadi dalam waktu yang lama, mengalami suatu proses transformasi yang terjadi secara perlahan-lahan.  Dan proses transformasi ini selalu melibatkan pengalaman batin seseorang.  Kita menyadari dalam pertobatan ini kita berada di pusat, dan segala yang ada di sekitar kita perlu dilihat dan dipahami sebagai misteri hidup Allah bersama kita.  Konflik dan penderitaan kita, tugas-tugas serta janji-janji, keluarga serta teman-teman, aktivitas serta proyek-proyek kita, harapan serta aspirasi tidak lagi nampak sebagai hal-hal yang melelahkan kita melainkan sebagai peneguhan serta pewahyuan hidup baru kita di dalam Roh.

“Segala hal” yang begitu menyibukkan atau membuat kita sibuk, menjadi suatu anugerah atau tantangan yang menguatkan dan memperdalam hidup baru yang kita temukan.  Ini bukan berarti bahwa hidup dalam Roh menjadikan segala sesuatu menjadi lebih mudah atau menghilangkan perjuangan dan penderitaan kita.  Kehidupan para murid Yesus secara jelas menunjukkan bahwa penderitaan tidak hilang karena pertobatan, kadang-kadang itu bahkan menjadi begitu intens.  Akan tetapi perhatian kita tidak lagi terarah pada “kurang atau lebih”, melainkan pada pendengaran penuh perhatian kepada Roh dan mengikuti bimbingan-Nya dalam ketaatan, entah kita dibimbing menuju tempat yang menggembirakan atau tempat yang menyusahkan.

Kemiskinan, penderitaan, perjuangan, kecemasan, kesengsaraan bahkan kegelapan batin mungkin akan terus menjadi bagian dari pengalaman kita.  Semua itu merupakan jalan Tuhan memurnikan kita.  Sehingga hidup tidak lagi membosankan, menyebalkan, menyedihkan atau membuat kita merasa sendirian, karena kita tahu bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari jalan kita kembali menuju Rumah Bapa.

 

“Ya Tuhan, bimbinglah aku pada jalan pertobatan dan setia mengikuti bimbingan Roh-Mu yang senantiasa menghantar aku menuju tempat kediaman-Mu di surga.”