PEKAN BIASA XXXII – SENIN
Hendaklah kita mengakui Tuhan dengan perbuatan kita
Pembacaan dari homili Pengarang gerejawi abad kedua
Besarlah belas kasihan yang Tuhan Yesus Kristus tunjukkan kepada kita. Pertama-tama, berkat belas kasihan-Nya, kita yang hidup ini tidak berkorban kepada dewa-dewa mati atau menyembah mereka, tetapi dengan perantaraan Kristus kita dapat mengenal Bapa kebenaran. Apa arti pengenalan ini? Ini berarti tidak mengingkari Kristus, karena Dialah jalan kepada Bapa. Tuhan sendiri bersabda, “Barangsiapa mengakui Aku di hadapan manusia, dia akan Kuakui juga di hadapan Bapa.” Inilah pahala kita, jika kita mengakui Dia, yang telah menyelamatkan kita.
Tetapi bagaimana kita menunjukkan bahwa kita mengakui Dia? Dengan melakukan apa yag dikatakan-Nya kepada kita, dan tidak tuli terhadap perintah-perintah-Nya; dengan menghormati Dia bukan hanya dengan bibir, tetapi dengan seluruh hati dan akal budi kita. Seperti ditulis dalam kitab Nabi Yesaya, “Bangsa ini menghormati Aku dengan bibir, tetapi hatinya jauh dari Aku.”
Jadi tidak cukup menyapa Dia sebagai Tuhan. Kata-kata saja tidak akan menyelamatkan kita. Sebab Ia berkata, “Tidak setiap orang yang berkata kepada-Ku, ‘Tuhan, Tuhan”, akan diselamatkan, melainkan hanya orang yang melakukan apa yang benar.” Kita harus mengakui Dia, para Saudara, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan perbuatan kita, dengan saling mencintai, dengan tidak berbuat zinah, menyingkirkan fitnah dan iri hati, dengan penguasaan diri, berbelas kasih dan sungguh berbaik hati. Kita harus saling menaruh belas kasihan dan menghindarkan kelobaan. Beginilah cara hidup kita untuk mengakui Dia, dan menghindarkan apa saja yang berlawanan dengan cara ini, karena kita takut pada Allah dan bukan pada manusia. Bila kita gagal berbuat demikian, ada peringatan dari Tuhan: “Jika kamu tidak melakukan perintah-perintah-Ku, meskipun Aku telah mendekapmu pada hati-Ku, Aku akan mengusir kamu dan mengatakan: “Enyahlah dari pada-Ku, Aku tidak tahu dari mana asalmu, hai orang-orang yang melakukan kejahatan!”
Para Saudara, marilah kita maju terus dengan teguh, menghadapi perjuangan yang sudah dekat. Kita tahu bahwa banyak orang ikut berlomba dalam pertandingan dunia, tetapi hanya sedikit mencapai mahkota kemenangan, yaitu mereka yang mengerahkan diri sepenuhnya untuk berlatih banyak dan bertanding dengan baik. Maka marilah kita berlomba, agar semua memenangkan mahkota. Marilah kita berlari lewat jalan lurus dalam perlombaan menuju keabadian; marilah kita ikut, beramai-ramai, dalam jumlah besar, semuanya berusaha mendapatkan mahkota. Dan kalau tidak semua mencapainya, marilah kita sekurang-kurangnya mendekatinya.
Kita harus ingat, bahwa mereka yang ikut dalam perlombaan dunia dihukum dera dan dikeluarkan dari gelanggang, bila mereka bertindak curang. Bagaimana seandainya dalam lomba untuk keabadian terjadi kecurangan? Apa hukumannya? Tuhan berkata tentang mereka yang tidak mempertahankan meterainya, “Cacing mereka tidak akan mati dan api tidak akan padam, dan mereka akan menjadi tontonan bagi semua orang.”