PEKAN BIASA XXXII – SELASA
Bertobat dengan hati yang jujur
Pembacaan dari homili Pengarang gerejawi abad kedua
Selama kita masih di dunia ini, hendaklah kita selalu belajar bertobat. Kita itu bagaikan tanah liat di tangan tukang periuk. Sebagaimana tukang periuk membentuk dan memperbaiki bentuk periuk yang sedang dikerjakan, kalau salah bentuknya atau pecah, tidak menyibukkan dengan dirinya lagi, kalau sudah ditempatkannya di perapian, begitu juga dengan kita. Selama kita masih di dunia ini, kita harus menggunakan setiap kesempatan untuk menyesali dosa-dosa kita. Keselamatan kita tergantung dari itu. Sekali kita meninggalkan dunia ini, tidak mungkin kita mengakukan dosa kita atau menyesalinya lagi.
Para Saudara, apabila kita melakukan kehendak Bapa dan menjalankan hidup murni dan menepati perintah-perintah Tuhan, kita akan memperoleh kehidupan kekal. Tuhan bersabda dalam Injil, “Apabila kamu tidak memperhatikan hal-hal kecil, siapa akan menyerahkan hal yang besar kepada kamu? Sebab Aku berkata kepadamu, bahwa orang yang setia dalam hal yang kecil, akan setia juga dalam hal yang besar.” Lalu Ia berkata kepada kita, “Hendaklah kamu hidup murni dan jagalah meteraimu tanpa cela, maka kamu akan memperoleh pahala kehidupan.”
Janganlah di antaramu ada yang berkata, bahwa daging ini tidak akan bangkit untuk diadili. Aku bertanya kepadamu, kapan kamu menerima penglihatan dan keselamatan selain daripada semasa kamu ada dalam daging? Maka kita harus menjaga daging kita bagaikan kenisah Allah. Seperti kamu dipanggil di dalam daging, demikian juga kamu akan diadili di dalam daging. Kristus Tuhan yang menyelamatkan kita, pertama-tama adalah roh, tetapi kemudian menjadi daging dan memanggil kita dalam daging. Maka kita akan menerima pahala di dalam daging.
Marilah kita saling mengasihi, agar kita semua mencapai kerajaan Allah. Selama masih ada waktu dan kesempatan untuk disembuhkan, marilah kita menyerahkan diri kita ke dalam tangan Tuhan, tabib kita, dan mengakui pemeliharaan-Nya bagi kita. Bagaimana kita akan mengakuinya? Dengan bertobat sepenuh hati! Tidak ada yang luput dari mata-Nya yang tajam dan Ia dapat menyelidiki hati kita. Maka marilah kita memuji Dia, tidak hanya dengan bibir, tetapi dari hati, agar Ia sebagai Bapa menerima kita, seperti dikatakan oleh Tuhan, “Inilah saudara-saudara-Ku, yang melakukan kehendak Bapa-Ku.”