22 November 2023

Peringatan St. Sesilia


Bernyanyilah bagi Allah dengan suara gembira
Pembacaan dari khotbah St. Agustinus tentang Mazmur 32

 

“Pujilah Tuhan dengan kecapi, luhurkanlah Dia dengan iringan celempung!  Nyanyikanlah kepada-Nya lagu baru.”  Kamu telah belajar lagu baru itu; lupakanlah yang lama.  Kita ini umat manusia baru, kita mempunyai Perjanjian Baru dengan Tuhan; maka hendaklah baru juga lagu kita; lagu baru bukan untuk manusia lama.  Hanya manusia baru dapat belajar lagu itu, manusia yang diperbaharui, meski berasal dari manusia lama; Perjanjian-Nya yang baru ialah Kerajaan Surga kita.  Seluruh hati rindu akan itu, kalau kita menyanyikan lagu baru, tidak dengan suara kita, melainkan dengan kehidupan kita.

“Nyanyikanlah kepada-Nya lagu baru.  Nyanyikanlah kepada-Nya dengan nada merdu.”  Kamu bertanya, dengan cara bagaimana kamu masing-masing harus menyanyikan pujian bagi Tuhan.  Bernyanyilah kepada-Nya, tetapi tidak menyimpang dari harmoni.  Tuhan tidak menginginkan telinga-Nya diganggu oleh suara sumbang.  Maka bernyanyilah dengan lagu yang selaras, para saudara.  Seandainya kamu diminta untuk menghidangkan nyanyian kepada seorang seniman musik, “Nyanyikanlah lagu untuk menyenangkan dia“, kata mereka.

Di situ, karena tidak terlatih di bidang musik, kamu gemetar ketakutan, kalau-kalau akan menyinggung seniman ahli musik itu – sebab apa yang tidak terdengar oleh telinga yang tidak terlatih, akan diperhatikan oleh sang seniman tadi.  Nah, sekarang, lebih daripada itu: akan ada orang bergegas-gegas maju, mengira dapat menyenangkan Tuhan dengan suaranya yang merdu, dan tahu akan segala, dan akan memberikan pertimbangannya tentang dia!  Apakah kiranya kamu akan pernah menguasai seni begitu murni, hingga kamu tidak perlu takut lagi mengganggu telinga Sang Pendengar yang begitu sempurna?

Inilah cara bernyanyi yang diberikan oleh Tuhan kepadamu: jangan mencari-cari kata.  Kamu tidak dapat mengungkapkan dengan kata perasaan-perasaan yang menyenangkan bagi Tuhan.  Maka pujilah Dia dengan nyanyian gembira!  Inilah pujian bagus bagi Tuhan, kalau kamu bernyanyi dengana kegembiraan.

Kamu bertaanya, apakah itu bernyanyi dengan rasa gembira?  Ini berarti kamu harus sadar, bahwa kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan apa yang kita lagukan di dalam hati.  Di ladang pada waktu panen, di kebun anggur kalau orang harus bekerja keras, orang mulai bernyanyi dengan kata-kata yang menunjukkan kesenangan mereka.  Tetapi kalau kesenangan ini meluap dan kata-kata tidak cukup lagi, mereka bahkan meninggalkan arti yang bisa dimengerti dan hanya mengikuti suara bernyanyi saja.

Apakah kidung kegembiraan, nyanyian penuh sukacita ini?  Inilah yang menyatakan, bahwa hati kita meluap dengan perasaan, yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.  Dan sukacita gembira in ditujukan kepada siapa?  Jelas kepada Tuhan, yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata!  Kalau kata-kata tidak sampai dan kamu tidak mau tinggal diam, apalagi yang dapat kamu perbuat selain membiarkan lagu meluap-luap?  Apalagi kalau hati gembira tidak mempunyai kata-kata dan sukacitamu yang tak terduga tidak mau dikekang oleh kata-kata!  Apalagi selain bernyanyi sepuasnya dengan nada gembira?