Peringatan Santa Perawan Maria dari Guadalupe
Pembacaan dari kisah Penampakan Maria dari Guadalupe
Pada suatu hari Juan Diego sedang dalam perjalanan menuju kota untuk mengikuti perayaan Ekaristi di Gereja. Ketika sampai di kaki bukit Tepeyac terdengar suara nyanyian penuh sukacita, suara itu semerdu kicauan burung-burung yang menghanyutkan perasaan hatinya. Suara itu datang dari arah timur. Ketika ia mengarahkan pandangan ke sana, tiba-tiba nyanyian itu berhenti mengalun. Kemudian suara lain bergema dari puncak bukit memanggil namanya. Tanpa ragu sedikit pun Juan Diego mendaki ke puncak, dan ia melihat seorang gadis Meksiko berusia tidak lebih dari empat belas tahun. Matahari belum sepenuhnya terbit, tetapi gadis itu menyemburatkan larikan-larikan sinar keemasan. Seperti sebuah lampu besar di balik tubuhnya.
Gadis itu berkata: “Juan, putra terkasihku, kemana gerangan engkau hendak pergi?” Jawab Juan: “Tuan Putriku terkasih, aku sedang bergegas menuju Tlaltelolco untuk mengikuti Misa dan mendengar firman Tuhan.”
Seraya tersenyum, putri Aztec yang rupawan itu menjelaskan bahwa ia adalah Perawan Maria, dan ia menghendaki sebuah gereja dibangun di tempat tersebut, di mana ia akan menunjukkan belas kasih kepada umatnya dan bagi semua orang yang memohon bantuannya dengan tulus. “Di tempat ini aku akan melihat air mata mereka, aku akan menghibur mereka, dan mereka akan mendapatkan kelegaan. Sekarang bergegaslah menuju Tenochtitlan dan sampaikan kepada Bapa Uskup tentang apa yang telah kamu lihat dan kamu dengar di sini,” kata wanita itu kepadanya.
Juan Diego berlutut di depan Maria, berjanji untuk melakukan seperti yang diminta. Kemudian ia bangkit dan meninggalkan tempat kudus itu. Tetapi di tengah jalan ia diserang keraguan, namun ia sudah berjanji pada Maria. Akhirnya ia meneruskan perjalanannya yang jauh untuk sampai ke kota itu.
Setelah tiba di Keuskupan, ia diterima oleh Uskup Don Fray Juan de Zumaraga, yang menyimak cerita Juan dengan penuh perhatian, ia mengajukan banyak pertanyaan pada Juan Diego lalu akhirnya menyuruhnya pergi. Namun beberapa hari kemudian Juan Diego datang lagi kepada Bapa Uskup dan menyampaikan permintaan Bunda Maria. Akhirnya Bapa Uskup meminta suatu tanda, Juan Diego pun menyampaikan itu pada Bunda Maria.
Beberapa hari kemudian Maria menampakkan diri kepada Juan Diego dan berkata kepadanya: “Pergilah ke puncak bukit, petiklah bunga-bunga yang tumbuh disana dan bawalah kepadaku.” Walaupun saat itu musim dingin dan mustahil ada bunga yang tumbuh di tempat itu, namun Juan Diego taat. Sesampainya dibukit ia heran melihat begitu banyak bunga mawar yang segar. Lalu Juan Diego memetik bunga-bunga itu dan membawa pada Bunda Maria. Maria mengambil bunga-bunga itu mengaturnya dalam tilma lalu mengikat ujung tilma ke belakang leher Juan Diego agar bunga-bunga itu tidak jatuh keluar. Lalu meminta Juan Diego untuk menunjukkan bunga-bunga itu pada Bapa Uskup.
Juan Diego pun menjumpai Bapa Uskup dan menceritakan pertemuannya yang ketiga dengan Bunda Maria, dan kemudian mengangkat kedua tangannya untuk melepaskan ikatan tilma dari lehernya. Bertangkai-tangkai bunga mawar berjatuhan dan semerbak harum mawar langsung memenuhi ruangan itu. Semua orang takjub, namun perhatian segera beralih dari bunga-bunga mawar itu kepada Juan Diego. Mereka semua segera berlutut. Tampak pada permukaan tilma gambar Perawan Terberkati persis sebagaimana dilihat Juan Diego, seorang gadis Aztec yang cantik dan sederhana, tetapi memancarkan keagungan serta kasih yang begitu besar.
Sementara semua orang takjub memperhatikan gambar itu, Bapa Uskup berdiri hening lalu melepaskan tilma dari tubuh Juan Diego dengan lembut dan menaruhnya dekat dinding samping altar di dalam kapel pribadinya. Hari berikutnya tilma itu diarak dalam suatu prosesi yang besar untuk dibawa ke gereja Katedral. Lalu gereja untuk menghormati Bunda Maria pun akhirnya dibangun di tempat di mana Bunda Maria menampakkan diri.