17 Desember 2023

Novena Natal – Hari Pertama


Misteri pendamaian kita
Pembacaan dari surat Paus St. Leo Agung

 

Tidak ada gunanya mengatakan bahwa Tuhan kita, Putra Perawan Maria, sungguh manusia yang sempurna, kalau orang tidak percaya, bahwa Ia berasal dari keturunan, yang disebutkan di dalam Injil.  Matius berkata, “Inilah silsilah Yesus Kristus, Putra Daud, Putra Abraham.”  Lalu ia mengikuti urutan asal-usul Kristus sebagai manusia dan melacak garis leluhur turun sampai Yusuf, yang bertunangan dengan ibu Tuhan.  Lukas di lain pihak berjalan kembali langkah demi langkah, dan menelusuri urutan sampai pada manusia yang pertama dari bangsanya – untuk menunjukkan bahwa Adam pertama dan Adam yang terakhir itu mempunyai kodrat yang sama.

Putra Allah yang mahakuasa dapat datang untuk mengajar dan membenarkan manusia hanya dengan penampakkan lahir dalam kemanusiaan kita, tepat seperti Ia nampak kepada para leluhur dan para nabi.  Ini dilakukan-Nya, ketika Ia bergulat dengan Yakub, atau masuk dalam pembicaraan, atau ketika Ia tidak menolak disambut sebagai tamu dan bahkan mengambil makanan yang dihidangkan kepada-Nya.  Penampakan-penampakan lahir menunjuk kepada Manusia ini.  Mereka mempunyai arti tersembunyi, yang mengatakan bahwa kenyataan-Nya akan diambil dari keturunan leluhur-Nya.

Maka rencana Tuhan mengenai pendamaian kita yang disiapkan dari kekal, tidak dilaksanakan oleh salah satu lambang dari Perjanjian Lama  sebelumnya.  Pada waktu itu Roh Kudus belum datang di atas Santa Perawan, dan kekuasaan Yang Mahatinggi belum menaunginya.  Hanya pada waktu itu Sabda akan menjadi manusia dalam rahimnya yang tak bernoda, di mana Kebijaksanaan akan membangun rumah bagi diri-Nya.  Pada waktu itu juga Pencipta segala jaman akan lahir di dalam waktu dan kodrat Allah akan bersatu dengan kodrat hamba dalam kesatuan pribadi.  Dengan perantaraan-Nya dunia dijadikan, dan Ia sendiri akan dilahirkan di tengah-tengah ciptaan.

Jika manusia baru, yang mengenakan kesamaan daging dosa, tidak mengenakan kodarat kita yang lama; jikalau Dia yang satu dalam hakikat dengan Bapa tidak menerima sehakikat  dengan ibunya; jika Dia satu-satunya yang bebas dari dosa tidak mempersatukan kodrat kita dengan Dia – lalu manusia masih tetap ditahan dibawah kuasa setan.  Kita akan tidak mampu menikmati kejayaan si pemenang, kalau peperangan dilakukan di luar kodrat kita.

Tetapi, dengan pengikutsertaan yang mengagumkan ini, misteri kelahiran kita kembali bersinar kepada kita.  Kita akan dilahirkan kembali dalam kebaruan roh dengan perantaraan Roh yang sama, oleh mana Kristus dikandung dan dilahirkan.  Maka penginjil berbicara tentang mereka yang percaya sebagai orang-orang yang dilahirkan, tidak dari darah atau kemauan daging atau kemauan seorang pria, tetapi karena Allah.