18 Desember 2023

Novena Natal – Hari ke-2


Tuhan menyatakan cinta-Nya lewat Putra-Nya
Pembacaan dari surat kepada Diognetus

 

Tidak ada orang hidup yang pernah melihat Allah atau mengetahui Dia.  Ia sendiri yang menyatakan diri-Nya kepada kita.  Tetapi Ia hanya menyatakan diri lewat iman; hanya dengan perantaraan iman, kita dapat melihat Tuhan, sebab Allah meskipun Ia Tuhan dan pencipta seluruh dunia, dan membuat serta mengatur setiap barang yang ada, Ia tidak hanya mencintai manusia, Ia rela menderita juga baginya.  Demikian Ia selalu ada, masih ada, dan akan tetap ada: belas kasih, penuh cinta, lambat akan marah dan setia.  Tidak ada yang begitu baik seperti Dia.  Ia membuat suatu rencana agung dan tak dapat dikatakan, hanya diberikan kepada Putra saja.

Selama Ia merahasiakan itu, dan menyimpan rencana-Nya yang bijaksana, nampaknya Ia tidak memperhatikan kita, tidak peduli dan melupakan kita.  Tetapi setelah Ia membukanya dengan perantaraan Putra-Nya tercinta dan menyatakan apa yang telah direncanakan-Nya sejak semula, secara langsung Ia mencurahkan kepenuhan kebaikan-Nya kepada kita.  Ia memperbolehkan kita ikut menikmati kasih kurnia-Nya dan melihat serta mengetahui apa yang tidak pernah diharapkan oleh seorang pun juga.

Setelah Ia mengatur semua ini dalam rencana bersama Putra-Nya, Ia membiarkan kita sementara waktu untuk hidup menurut kehendak kita, bebas tanpa dikekang, mengikuti naluri liar dan dikuasai keinginan dan kesenangan.  Ini bukannya karena Ia tidak menaruh minat akan dosa-dosa kita, namun yang dilakukan-Nya hanyalah kesabaran.  Ia tidak menyetujui adanya waktu itu tanpa peraturan hukum.  Tetapi Ia menyiapkan waktu keadilan sekarang ini, maksudnya agar kita, yang pada jaman ini telah terbukti dengan karya kita sendiri tidak pantas mencapai kehidupan, pada masa ini dijadikan pantas karena kebaikan Tuhan.  Setelah dengan jelas menunjukkan bahwa kita tidak mampu masuk dalam kerajaan Allah dengan kekuatan sendiri, kita dapat dijadikan mampu karena kuasa Allah.  Maka dari itu, setelah kedosaan kita memuncak setinggi-tingginya, dan sesudah menjadi jelas nyata bahwa balasan berupa hukuman dan maut mengancam; lalu tibalah waktu, di mana Tuhan menentukan untuk sejak saat itu dan seterusnya menyatakan kasih sayang dan kekuasaan-Nya.

Sungguh tak terduga cinta dan belas kasihan Tuhan.  Pada saat Ia teringat akan kejahatan kita, Ia tidak membenci dan membuang kita; tetapi Ia menunjukkan betapa besar kesabaran-Nya.  Ia menanggung kita dan dalam belas kasih mengambil alih dosa-dosa kita – yang suci bagi yang jahat, yang tanpa dosa bagi para pendosa, yang benar bagi yang salah, yang tanpa cela bagi yang bercela, yang dapat mati bagi yang terkena mati.  Apa ada sesuatu yang lain kecuali kebenaran-Nya yang dapat menutupi dosa-dosa kita?  Dalam siapa kita, yang jahat dan yang fasik ini dapat dijadikan suci, selain dalam Putra Allah sendiri?

O, pertukaran yang mengagumkan!  O, karya yang tak terselami!  O, kurnia yang tak terduga-duga! – bahwa kejahatan banyak orang dapat disembunyikan dalam Yang Satu yang suci, dan kesucian Yang Satu dapat menyucikan orang jahat yang tak terbilang jumlahnya.