20 Desember 2023

Novena Natal – Hari ke-4


Seluruh dunia menunggu jawaban Maria
Pembacaan dari homili St. Bernardus, Abas

 

Engkau telah mendengar, bahwa engkau akan mengandung dan melahirkan seorang Putra; engkau telah mendengar, bahwa engkau akan mengandung tidak dari seorang manusia, tetapi dari Roh Kudus.  Malaikat menunggu jawabanmu; sudah sampai waktunya ia harus kembali kepada Allah yang mengutusnya.  Kami juga menunggu, ya Putri, sabda belas kasih, karena kami sengsara dijatuhi putusan untuk dihukum.  Dan harga keselamatan kami ada di tanganmu.  Jika engkau setuju, segara kami akan dibebaskan.  Di dalam sabda Allah yang kekal kami diciptakan, kini kami mati.  Dengan jawaban singkat darimu kami semua akan dapat hidup.

Adam menangis mohon ini kepadamu, ya Perawan Suci, Adam dengan anak-anaknya yang sengsara terbuang dari firdaus.  Abraham mohon ini darimu, dan Daud juga.  Inilah permohonan semua para leluhur suci, yaitu nenek moyang, yang masih hidup di lembah bayangan maut. Inilah yang ditunggu-tunggu, seluruh dunia berlutut di hadapanmu.  Dan memang harus demikian, karena pada bibirmu tergantung hiburan kaum sengsara, penebusan para tawanan, pembebasan para terhukum, keselamatan akhir seluruh anak-anak Adam, seluruh bangsamu.

Jawablah ya Perawan dengan segera.  Berilah cepat jawabanmu kepada malaikat, dan lewat malaikat kepada Tuhan.  Jawablah dengan sabda dan terimalah Sang Sabda: ucapkanlah yang darimu, kandunglah yang dari Allah; berikanlah yang dalam waktu, peluklah yang dari kekal.  Mengapa berlambat?  Mengapa bergetar?  Percayalah, berkatalah,kandunglah!  Biar kerendahan hatimu mengenakan keberanian, kelembutanmu, kepercayaanmu.  Tidakkah pada saat ini kesederhanaanmu sebagai perawan merupakan kebijaksanaan.  Namun dalam hal ini, ya Perawan bijaksana, jangan takut akan kelancangan: sebab meskipun memang indah lembut engkau tinggal diam, namun sekarang ini yang diperlukan kasih setia di dalam kata.

Perawan mulia, bukalah hatimu untuk percaya, bibirmu untuk berbicara, rahimmu untuk Pencipta.  Lihat, yang didambakan segala bangsa mengetuk dari luar pintu.  Ah, jika karena engkau berlambat, dan ia lewat, engkau sekali lagi akan mulai bersedih hati mencari Dia yang dikasihi jiwamu!  Bangkitlah, melangkah dan bukalah.  Bangkitlah dengan iman, melangkahlah dengan bakti, bukalah mulutmu dengan berbicara, “Lihat, aku ini hamba Tuhan, jadilah menurut sabdamu.”