Telinga untuk mendengarkan Allah dalam keheningan-Nya

Ketika Yesus datang ke dunia melalui kelahiran-Nya dari Perawan Maria, Ia tidak memberitahukan kepada siapa pun siapakah Dia.  Seandainya Ia lahir di rumah-Nya di Nazaret, kelahiran-Nya mungkin dirayakan  dengan sukacita besar oleh sanak saudara-Nya, tetangga-tetangga-Nya dan semua orang yang hidup di Nazaret.  Tetapi Ia lahir dalam suatu perjalanan, di Betlehem, di tengah-tengah orang banyak yang tidak dikenal.  Dengan demikian Ia sungguh-sungguh milik setiap orang.  Yesus Putra Allah datang ke dunia dengan sangat diam-diam, tidak membuat kegaduhan.  Tidak diragukan bahwa Allah bisa membuat lebih banyak untuk mengabarkan kedatangan-Nya.  Kita harus mencari Dia, kita harus menemukan Dia, Yesus menunggu.

Merenungkan kelahiran Yesus, kedatangan-Nya ke dalam dunia dengan cara demikian, mengajak kita untuk menyadari bahwa sekarang ini, saat ini, Yesus juga datang kepada kita dengan diam-diam.  Ia mau berbicara kepada kita.  Yang dibutuhkan adalah telinga yang dapat mendengarkan suara-Nya.  Karena Ia datang dalam keheningan maka kita membutuhkan keheningan juga untuk dapat mendengarkan-Nya.  Yesus berbicara kepada kita bisa melalui Kitab Suci, liturgi, sakramen-sakramen Gereja, sesama khususnya yang lemah, kecil dan menderita, melalui peristiwa-peristiwa hidup dan juga alam ciptaan.

Yesus menanti dengan sabar, memberi tanda-tanda untuk mengundang kita masuk dalam perjumpaan dengan Dia yang mengasihi dan mau menyelamatkan kita dari dosa.  Dia datang untuk menuntun, membimbing dan menyertai perjalanan hidup kita.  Maka marilah kita datang kepada-Nya dan mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya, karena Dia adalah Immanuel – Allah beserta kita.

Ya Yesus, kobarkanlah dalam hati kami kerinduan untuk  datang kepada-Mu dan bertemu dengan Engkau, mengasihi-Mu dan mengikuti Engkau.  Bukalah telinga hati kami agar dapat mendengarkan suara-Mu yang lembut dan bukalah mata rohani kami agar dapat melihat kehadiran-Mu yang terus menyertai kami.  Amin.

 

SELAMAT NATAL