29 Desember 2023

Oktaf Natal – Hari ke-5


Kepenuhan Allah datang pada kepenuhan waktu
Pembacaan dari khotbah St. Bernardus

 

“Kebaikan dan  kemanusiaan Allah, Penyelamat kita telah nampak,” syukur kepada Allah!  Sebab dengan demikian melimpahlah penghiburan dalam ziarah hidup kita, selama pembuangan, dalam kedukaan kita.  Sebelum kemanusiaan-Nya tampak, kebaikan-Nya masih tertutup. Memang kebaikan itu lebih dahulu karena belas kasih Tuhan itu dari kekal.  Tetapi bagaimana manusia dapat tahu bahwa kasih itu begitu besar? Memang kasih itu sudah dijanjikan, tetapi belum dialami! Maka banyak orang yang tidak percaya.  “Tuhan memang berbicara berulang kali dan dalam pelbagai cara lewat para nabi”; Ia berkata, “Aku tahu apa yang Kupikirkan tentang dirimu, yakni damai sejahtera, dan bukan penderitaan.”

Tetapi apa jawaban manusia? Apa kata orang yang merasakan penderitaan, dan tidak pernah mengalami damai? Berapa lama kamu akan terus berbicara, “Kalau tidak ada damai! Maka para malaikat damai menangis sedih” sambil berkata, “Tuhan, siapakah mau percaya akan warta kami?”  Nah, sekarang, biarlah sekurang-kurangnya orang percaya penglihatannya sendiri, karena “Kesaksian Tuhan luar biasa menyakinkan”, – “Ia menempatkan kemah-Nya ditengah matahari.”  Mustahil tidak akan terlihat, bahkan oleh mata yang terganggu!

Sekarang ini damai tidak lagi dijanjikan, tetapi disampaikan!  Tidak lagi ditunda, tetapi diberikan! Lihat, Allah Bapa telah mengirim ke dunia sebuah kantung berisi belas kasih.  Kantung itu harus dirobek pada waktu sengsara, hingga harta tebusan kita yang tersimpan di dalamnya dapat ditumpahkan.  Memang kantung itu kecil, tetapi penuh.  Memang anak kecil yang diberikan kepada kita, tetapi di situ bersemayam keallahan sepenuhnya.

Setelah datang kepenuhan waktu, datang jugalah kepenuhan Allah.  Ia datang di dalam daging, agar sekurang-kurangnya Ia dapat menampakkan diri kepada pemikiran kita di dunia.  Sebab kalau kemanusiaan-Nya nampak, kebaikan-Nya dapat dikenal juga.  Di mana kemanusiaan Allah nampak, kebaikan-Nya tidak dapat tersembunyi lagi.  Adakah cara yang lebih baik untuk menunjukkan kebaikan-Nya daripada dengan mengenakan tubuh kita? Tubuh kita itu bukan tubuh Adam sebagaimana dimiliki sebelum dosa.  Untuk membuktikan belas kasih-Nya, Tuhan mengenakan tubuh yang memerlukan belas kasih itu sendiri.  Adakah bukti yang lebih besar daripada itu? Di mana ada kepenuhan cinta yang begitu meluap selain dalam kenyataan bahwa Sabda Tuhan menjadi seperti kita dan mau binasa bagaikan rumput demi kita?  “Tuhan apakah manusia itu, sehingga Engkau mengindahkannya?”

Kesimpulannya: Betapa besar perbuatan Tuhan kepada manusia.  Hendaklah manusia sekarang mengerti, bagaimana pemikiran Tuhan tentang dia, bagaimana perasaan-Nya mengenai dia.  Wahai manusia, janganlah bertanya-tanya tentang penderitaanmu, tetapi bertanyalah tentang apa yang diderita-Nya.  Ketahuilah, betapa besar penghargaan-Nya kepadamu! Diri-Nya sendiri dikorbankan sebagai tebusan untukmu.  Dari inilah kamu dapat mengenal kebaikan dan kemanusiaan-Nya.  Semakin kurang Ia memikirkan diri-Nya sendiri, semakin besar Ia menunjukkan kebaikan-Nya! Semakin Ia merendahkan diri demi kita, semakin kuat Ia menarik cinta kita.  “Kebaikan dan kemanusiaan Allah, Penyelamat kita, telah nampak,” kata Rasul Paulus.  Kemanusiaan Allah menunjukkan kebaikan-Nya dan Ia memberi bukti besar tentang kebaikan ini.