30 Desember 2023

Oktaf Natal – Hari ke-6


Allah menjadi manusia, manusia menjadi Allah
Pembacaan dari ulasan St. Hipolitus melawan bidaah

 

Kita tidak mendasarkan kepercayaan kita pada perkataan-perkataan hampa.  Kita tidak terbawa oleh desakan-desakan hati sesaat.  Kita tidak terseret oleh pembicaraan yang menawan karena gayanya.  Tetapi kita sungguh-sungguh percaya kepada kata-kata yang disabdakan oleh kekuatan Allah.  Allah menyerahkan kata-kata kepada Sabda.  Sabda mengucapkannya, dan dengan kata-kata ini,  Ia membalikkan manusia dari ketegaran hatinya.  Ia tidak memaksa manusia dengan kekerasan atau keharusan, tetapi mempersilahkannya untuk memilih atas dasar kemauan dan kebebasan sendiri.

Pada masa akhir, Bapa mengutus Sabda.  Dalam rencana-Nya, Sabda tidak perlu berbicara lagi dengan perantaraan para nabi.  Ia tidak perlu lagi menjadi gambaran yang dikira-kira atau diwartakan dengan samar-samar.  Ia harus menampakkan diri, hingga dunia dapat mengenali-Nya, dan dengan demikian diselamatkan.  Kita tahu, bahwa Sabda mengambil tubuh dari seorang perawan.  Lewat penciptaan baru, Ia mengenakan kodrat kita yang lama.  Kita tahu pula, bahwa Ia itu manusia, terjadi dari bahan yang sama seperti kita.  Apabila kodrat-Nya tidak sama dengan kita, sia-sialah perintah-Nya bahwa kita harus meneladan Dia sebagai Guru! Apabila Ia lain, bagaimana Ia memerintah kita berbuat seperti Dia, karena menurut kodrat kita lemah? Bagaimana Ia baik dan benar?

Ia sungguh sama dengan kita! Untuk menunjukkan itu, Ia bekerja keras, menderita lapar dan haus, Ia beristirahat dan tidur.  Ia tidak menolak derita, dan Ia menyatakan kebangkitan.  Dalam segala ini,  Ia mempersembahkan diri-Nya dengan rela.  Maksudnya supaya jika kamu menderita, kamu tidak perlu gelisah.  Sebaliknya dalam setiap penderitaan kamu mengakui bahwa kamu itu manusia, dan kamu sendiri boleh mengharapkan menerima yang Ia terima dari Allah.

Apabila kamu sudah belajar mengenal Allah yang benar, kamu akan mendapatkan tubuh yang tak dapat mati dan tak kunjung binasa, seperti jiwamu.  Kamu yang hidup di dunia, dan kenal akan Raja di surga, akan mendapatkan kerajaan surga.  Bebas dari derita, sengsara dan salib, kamu akan menjadi sahabat Allah, dan pewaris bersama Kristus, sebab kamu telah menjadi ilahi.  Apa yang kamu derita sebagai manusia, dibiarkan oleh Tuhan, karena kamu memang manusia.  Apa yang menjadi kepunyaan Tuhan, dijanjikan kepadamu, karena kamu telah dijadikan Ilahi dan luput dari maut.  Inilah artinya mengenal dirimu sendiri dan mengenal Allah yang menciptakan kamu; mengenal dan dikenal, itulah bagian manusia yang dipanggil oleh Allah.

Maka dari itu, wahai manusia, janganlah saling bermusuhan! Jangan ragu-ragu lagi! Kristus Tuhan, yang tertinggi di atas segala, telah mengatur segala sesuatu guna membersihkan manusia dari dosa, dan membarui kodrat kita yang lama.  Dari semula kodrat kita yang lama disebut gambar-Nya, dan dengan demikian Ia memberi tanda tentang cinta-Nya kepadamu.  Kalau kamu menuruti perintah-perintah-Nya,  dan menjadi pengikut-Nya yang baik, kamu akan menjadi seperti Dia, kamu akan dihormati oleh-Nya.  Allah tidak kekurangan suatu apapun! Ia menjadikan kamu Ilahi demi kemuliaan-Nya.