Keluarga adalah Kudus

Hari ini kita merayakan Pesta Keluarga Kudus dari Nazaret.  Di dalam Keluarga Kudus dari Nazaret ini, Allah yang menjelma menjadi pusat hidup mereka.  Dari iman akan kenyataan ini, kita melihat bahwa keluarga diciptakan sebagai jalan kekudusan.  Keluarga adalah Kudus.  Berkeluarga merupakan panggilan kodrati, tanpanya sejarah akan berakhir – keluarga merupakan akar dari pertumbuhan sejarah abadi, rumah Yesus, tempat tinggal Putra Manusia.  Keluarga adalah tanda asali yang dianugerahkan Sang Pencipta sendiri, menjadi sarana penentu untuk memperkenalkan kita kepada suatu relasi definitif serta tujuan definitif yaitu Allah.  Bagi kita saat ini, keluarga adalah sarana untuk memperkenalkan kita kepada kebenaran, keindahan serta keadilan dalam relasi dengan segala sesuatu  maupun dengan pribadi.  Suatu relasi yang dibangun bukan oleh kita.  Kita bukanlah penentu, Yang Lain membangun sarana ini; Dia yang menganugerahkan dalam kodrat kita, dorongan untuk suatu penghargaan timbal balik serta syukur yang merupakan bagian dari keputusan kita.

Persahabatan di antara pria dan wanita, ada bagi generasi manusia.  Pernikahan mereka merupakan isyarat bahwa masing-masing mengidentifikasikan dalam yang lain tanda relasi dengan keseluruhan, dan arti dari segala yang dianugerahkan Allah dalam hidup mereka. Kebersamaan ini, tidak bisa secara eksklusif didefinisikan hanya oleh tujuan untuk memiliki anak, tetapi pertama dan terutama untuk menjadi teman seperjalanan menuju Tujuan; realisasi dasariah tujuan persahabatan manusia.  Untuk itu, ikatan ini menjadi contoh dari setiap bentuk persahabatan lain.  Bentuk awal hidup berkomunitas yang terdiri dari mereka yang mempersembahkan diri bagi Allah, menemukan inspirasinya dalam keluarga ideal ini.  Sebaliknya mereka yang memilih hidup berkeluarga menemukan dalam diri mereka yang mempersembahkan hidup bagi Allah, keteladanan praktis, penuh sarana serta semangat hidup dari penghayatan ide totalitas ini.  Totalitas dinyatakan dalam kesatuan kasih timbal balik yang didasarkan pada keterarahan pada Sabda yang menjelma, Immanuel, Allah beserta kita.  Itulah yang secara penuh dan utuh diungkapkan dalam keluarga Kudus Nazaret, model keluarga di bumi.

Tragedi pada jaman kita ini adalah, kita menjumpai banyak kelurga yang tidak mencerminkan keluarga ideal ini, ada begitu banyak faktor penyebab.  Namun sebagai orang beriman, kita dipanggil untuk melampaui segala penyebab dan terus berpengharapan dan berjuang untuk mewujudkan yang dikehendaki Allah atas keluarga.

 

Maka marilah kita belajar membangun keluarga seperti Keluarga Kudus, dengan belajar saling meminta maaf atas segala kelemahan yang biasa terjadi, mengusahakan waktu bersama bagi keluarga, membangun kebiasaan berdoa bersama, makan bersama dan berbagi suka duka pengalaman hidup untuk membangun kesetiaan dan kesatuan keluarga.