1 Januari 2024

HARI RAYA ST. PERAWAN MARIA
BUNDA ALLAH


Sang Sabda mengambil kodrat kita dari Maria
Pembacaan dari surat St. Athanasius kepada Epikletus

 

Sabda menjadikan diri-Nya keturunan Abraham; seperti dikatakan Rasul Paulus, maka dari itu mutlak perlu bahwa Ia dengan cara ini menjadi tepat sama seperti saudara-saudara-Nya, dan mengenakan tubuh yang sama seperti kita.  Itulah sebabnya Maria nyata-nyata ambil bagian dalam rencana-Nya.  Dari Maria Ia mengambil bakal tubuh-Nya.  Dengan demikian, demi kita Ia dapat mengorbankan tubuh sebagai sesuatu dari kepunyaan-Nya sendiri.  Maka Kitab Suci menyebutkan kelahiran-Nya dan berkata, “Ia dibedung dalam kain lampin.”  Payudara yang menyusui Dia disebut terberkati; bagi-Nya dipersembahkan korban, karena Ialah anak sulung.  Gabriel mengabarkan warta gembira kepada Maria dengan amat jelas!  Gabriel tidak berkata, “yang dilahirkan dalam engkau” – jangan-jangan nanti dipikirkan bahwa tubuh itu dimasukan dalam dia dari luar; – Gabriel berkata “yang dilahirkan dari engkau”, hingga dapat ditafsirkan bahwa yang dilahirkan itu benar-benar datang dari dia secara kodrati.

Sabda sengaja memilih jalan ini.  Dengan cara demikian, Ia dapat mengenakan apa yang kita punya, mempersembahkannya dalam korban, melepaskannya sama sekali, dan mengenakan pada kita apa yang menjadi kepunyaan-Nya.  Maka tepat sekali apa yang diilhamkan kepada Rasul Paulus, “Kodrat yang dapat binasa ini harus mengenakan yang tak dapat binasa, dan kodrat yang dapat mati mengenakan yang tak dapat mati.”  Ini bukan hanya cerita, seperti oleh sementara orang dikira.  Jauh dari pada itu!  Penebus kita sungguh menjadi manusia, dan ini mengakibatkan keselamatan seluruh manusia.  Keselamatan kita itu bukan tipuan!  Juga bukan keselamatan tubuh belaka!  Yang nyata-nyata dilaksanakan dalam Sang Sabda sendiri adalah keselamatan manusia seutuhnya, tubuh dan jiwa.

Yang lahir dari Maria itu, menurut kodratnya, sungguh manusia!  Hal ini sesuai dengan Kitab Suci!  Tubuh Tuhan itu bukanlah semu, sebab sungguh sama seperti kepunyaan kita.  Ini benar-benar demikian, karena Maria itu saudari kita, sama-sama keturunan Adam.  Ini arti kata-kata Yohanes, “Sabda menjadi manusia!” bandingkan juga dengan ungkapan Paulus, “Kristus menjadi kutuk bagi kita.”  Karena persatuan-Nya dengan Sabda, tubuh manusia ditingkatkan tinggi.  Dari bisa mati menjadi tidak bisa mati; meskipun jasmani, telah menjadi rohani; dibuat dari tanah, namun telah memasuki pintu surga.  Meskipun Sabda mengambil tubuh dari Maria, Tritunggal tetap Tritunggal!  Tidak ada penambahan maupun pengurangan!  Selalu tetap sempurna!  Di dalam Tritunggal diakui satu keallahan.  Demikian juga di dalam Gereja dinyatakan satu Allah, Bapa Sang Sabda.