Hari Raya Bunda Allah, Hari Perdamaian Dunia

Selamat Tahun Baru!

Pada hari ini, Gereja mengajak kita untuk mensyukuri peran Maria sebagai Bunda Allah, sekaligus sebagai ibu kita.  Merayakan Maria sebagai Bunda Allah dan ibu kita di awal tahun berarti sepanjang tahun kita diingatkan bahwa kita adalah umat yang memiliki seorang ibu; ‘kita bukanlah anak yatim piatu tetapi anak-anaknya, kita adalah keluarga, kita adalah umat Allah’ (Paus Fransiskus).  Sebagai putra-putri Maria, selayaknya kita belajar dari dia, apa yang semestinya kita jalani dalam kehidupan kita di dunia ini agar sebagaimana dirinya, kita pun sampai pada tujuan hidup kita yang sebenarnya yaitu kesatuan dengan Allah sumber damai dan sukacita sejati.

Maria sungguh Bunda Allah karena dia melahirkan, membesarkan dan mendampingi Sang Putra Ilahi.  Maria juga sungguh ibu kita, karena melalui dia, Sang Putra dianugerahkan bagi kita sebagaimana dikatakan St. Bernardus di dalam homilinya: “bagi kita seorang Putra lahir, bagi kita… saya ulang bukan bagi diri-Nya sendiri.  Dia lahir bagi kita, diberikan kepada kita karena kita membutuhkan-Nya.”  Hanya di dalam Dia, kita menjadi apa yang dikehendaki Allah, sehingga kebenaran sabda-Nya menjadi nyata dalam diri kita bahwa “Kesukaan-Ku adalah berada bersama anak-anak manusia.”

Kita menjadi kesukaan bagi Allah dengan belajar menghidupi kerendahan hati Sang Putra Ilahinya, meneladan kelembutan-Nya, memeluk cinta kasih-Nya dan rela berbagi derita bersama Dia, demi kemuliaan Bapa-Nya serta kebahagiaan sesama.  Melalui Dia dalam Gereja-Nya, Allah Bapa-Nya telah menganugerahkan segala karunia dalam berbagai bentuk: sakramen-sakramen, semua tradisi doa dan matiraga, panggilan hidup suci yang memungkinkan kita menjadi satu dalam dan dengan Dia.

Sebagaimana Bunda-Nya yang adalah “Kesukaan Allah”,  kita perlu belajar hidup dengan mengarahkan diri secara total pada kehendak kasih Allah, percaya pada kehendak kasih-Nya yang seringkali melampaui pemikiran manusiawi kita, misalnya perdamaian bagi yang saling bermusuhan, sukacita bagi yang teraniaya dan menderita, kebebasan bagi mereka yang dibelenggu dosa serta kejahatan.

Semoga iman kita akan bimbingan Bunda Allah dalam hidup kita, semakin erat menyatukan kita dengan Putra Ilahinya dan menjadikan kita pembawa damai bagi dunia dan segala isinya.  Amin