Peringatan St. Timotius dan Titus
Aku telah menyelesaikan perjuangan baik
Pembacaan dari homili St. Yohanes Krisostomus tentang St. Paulus
Paulus hidup dalam penjara seakan-akan di surga sendiri. Ia menerima dera dan luka dengan lebih siap daripada orang-orang lain merebut pahala. Penderitaan dicintainya seperti pahala; malahan penderitaan itu dianggapnya pahala, maka ia menyebutnya rahmat atau anugerah. Renungkanlah apa artinya ini, pergi dan berada bersama Kristus jelas merupakan pahala, sementara tinggal di dalam tubuh berarti perjuangan. Namun sedemikian besar kerinduannya akan Kristus sehingga Paulus menunda pahalanya dan tetap tinggal di tengah-tengah perjuangan; itulah prioritasnya.
Bagi Paulus, terpisah dari keberadaan bersama dengan Kristus berarti perjuangan dan penderitaan; bahkan, merupakan suatu siksaan lebih besar daripada perjuangan atau penderitaan lain apa pun. Sebaliknya, berada bersama Kristus adalah pahala yang tiada tara. Namun, demi Kristus, Paulus memilih keterpisahan itu.
Tetapi, mungkin kalian mengatakan: “karena Kristuslah, Paulus menemukan semuanya itu menyenangkan”. Saya tidak menyangkalnya, sebab dia beroleh sukacita mendalam dari apa yang menyebabkan kita patah semangat. Tidak hanya dalam bahaya dan kesulitan, tapi bahkan untuk kepedihan mendalam yang membuatnya berseru: “siapa yang lemah dan aku tidak ikut menanggung kelemahannya? Di mana ada orang jatuh dan aku tidak berkobar dengan kemarahan?”
Tetapi saya mendesak kalian, jangan hanya mengagumi, tetapi juga mengikuti teladan keutamaannya. Sebab dengan demikian kita akan ikut memiliki mahkota kemenangannya juga.
Apakah kalian heran mendengar ucapan saya, bahwa jika kalian memiliki keutamaannya kalian akan ambil bagian dalam pahala yang sama? Maka dengarkanlah kata-kata Paulus sendiri: “Aku telah menyelesaikan perjuangan yang baik, aku telah mengakhiri pertandingan, aku telah memelihara iman. Maka mahkota keadilan menantikanku, dan Tuhan, Hakim yang adil, akan memberikannya kepadaku pada hari itu; dan tidak hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang, yang merindukan kedatangan-Nya.” Lihatkah kalian, bagaimana ia memanggil semua orang untuk ambil bagian dalam kemuliaan yang sama?
Karena mahkota kemuliaan yang sama disediakan bagi kita, marilah kita berusaha menjadi pantas menerima semua yang baik, yang dijanjikan kepada kita.
Saat kita memikirkan Paulus, janganlah hanya melihat keluhuran dan keagungan keutamaannya, atau kekuatan dan kesediaan kehendak yang membuatnya siap menerima rahmat sedemikian besar. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa dalam segala hal ia memiliki kodrat yang sama dengan kita.
Dengan demikian, bahkan apa yang sangat sulit bagi kita, akan nampak ringan dan mudah; kita akan berjerih payah dalam jangka waktu singkat hidup kita di dunia dan kelak kita akan mengenakan mahkota abadi yang tak kunjung layu oleh karena rahmat dan belas kasih Tuhan kita Yesus Kristus; Dialah yang empunya segala kemuliaan dan kekuasaan, sekarang dan selalu sepanjang segala masa. Amin.
* Timotius berasal dari keluarga campuran, ayahnya Yunani dan ibunya Yahudi. Berkat perjumpaannya dengan Paulus, ia menjadi pengikut Kristus, kemudian menemaninya dalam perjalanan misi yang pertama. Selanjutnya, ia dipercaya untuk menjadi pemimpin jemaat di Efesus. Sementara Titus semula adalah orang Yunani. Berkat perjumpaannnya dengan Paulus, ia juga menjadi pengikut Kristus. Oleh Paulus ia diajak mengikuti Konsili Yerusalm, kemudian diserahi tugas untuk memimpin Jemaat di Kreta. Th. 344 – 407. Uskup (Konstantinopel) dan pujangga gereja; pengkhotbah ulung – Si Mulut Emas. Ia terang-terangan mencela yang salah dan memuji yang baik; dan karena sikap ini ia mengalami banayak kesulitan, tapi pantang menyerah.