Hari ini kita merayakan para bapa pendiri Ordo Cisterciencis. Mereka adalah para rahib Molesme yang telah diilhami oleh Roh Kudus untuk menghayati Peraturan Santo Benediktus secara lebih radikal karena mereka yakin Peraturan ini adalah jalan menuju ke hidup abadi. Keabadian hidup dipahami sebagai pengenalan dan penghayatan hidup yang telah diterima untuk diteruskan kepada orang lain, demi kebahagiaan dan kebaikan bersama.
Mereka menyadari rahib harus hidup di jantung Injil dan harus sejalan dengan Injil supaya dapat menghasilkan lebih banyak “buah dan damai.” Oleh karena itu, mereka rela meninggalkan kemapanan Molesme untuk dapat mengikuti Kristus secara lebih dekat, dengan memilih cara hidup yang dipilih oleh Yesus dan bunda-Nya, dan dalam melakukan kehendak Bapa.
Dalam masa pembaruan Cîteaux, kemiskinan, kesederhanaan, dan pelepasan dari segala urusan duniawi merupakan keutamaan-keutamaan yang sungguh ditekankan. Pembaruan di Cîteaux bukan suatu hal yang mudah. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan cobaan dari berbagai pihak. Tapi mereka tekun menyatukan kehendak mereka dengan kehendak Tuhan sehingga pada akhirnya apa yang mereka rindukan dapat terwujud.
Rahib adalah orang Kristiani biasa, yang dipanggil untuk mencari Tuhan dan bersatu dengan-Nya sebagai anak-anak-Nya. Kita semua melalui pembaptisan, menerima Roh Kudus yang sama yang menjadikan kita anak-anak Allah. Sebagai anak-anak-Nya, apakah kita sungguh-sungguh mencari Dia? Iman akan Allah yang hidup yang bersabda: ”Kalau kamu meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Aku demi Aku dan Injil… pada masa ini juga sekali pun disertai berbagai ‘penganiayaan’: kamu akan menerima jauh lebih banyak, dan pada jaman yang akan datang: akan menerima hidup yang kekal”; iman inilah yang ditransmisikan kepada kita oleh para bapa pendiri, dan iman mereka menjadi hidup karena terus diberikan kepada semua orang yang datang untuk mencari Allah.
Apakah kita mau tekun dan setia mengarahkan pandangan hidup kita kepada Allah karena percaya akan hidup abadi yang diberikan-Nya? Dan apakah kita yakin bahwa Allah tetap setia menemani perjalanan hidup kita, di saat kita sedang menghadapi segala tantangan dan godaan dalam hidup kita?
Marilah kita memohon bantuan doa dari para bapa pendiri supaya Allah menganugerahi kita ketekunan mereka.