29 Januari 2024

PEKAN BIASA IV – SENIN


Kelompok orang beriman itu sehati dan sejiwa
 Pembacaan dari uraian St. Hilarius dari Poitier tentang Mazmur 132

 

“Alangkah baik dan menyenangkan tinggal bersama sebagai saudara.”  Sungguh baik dan menyenangkan bagi saudara-saudara untuk tinggal bersama dalam kesatuan!  Karena apabila mereka tinggal dalam kesatuan, mereka membentuk komunitas Gereja; dan apabila mereka disebut saudara, itu disebabkan karena mereka satu hati dalam cinta dan sekehendak.

Pada pewartaan para rasul yang pertama kita membaca amanat agung itu, tercantum dalam kata-kata: “Kelompok orang yang percaya itu hidup sehati dan sejiwa.”  Maka layaklah bagi umat Allah untuk menjadi saudara di bawah satu Bapa, bersatu di bawah satu Roh, hidup rukun, sepikir, di bawah satu atap dan menjadi anggota satu tubuh di bawah satu kepala.

Sungguh baik dan menyenangkan tinggal bersama sebagai saudara!  Untuk menggambarkannya, si pemazmur menggunakan gambaran ini: “Bagaikan minyak wangi di atas kepala, yang mencucuri janggut Harun, dan menetesi jubahnya.” Dengan minyak wangi inilah, Harun diurapi menjadi imam.  Dia adalah imam yang pertama, dan pengurapannya itu berkenan kepada Allah.  Kita tahu, bahwa secara tidak kelihatan Tuhan kita juga diurapi, ketika dikatakan, “Allahmu mengurapi engkau dengan minyak kegembiraan.”  Pengurapan itu bukanlah suatu perbuatan jasmani; Ia tidak diurapi dengan tanduk berisi minyak seperti dilakukan pada para raja, tetapi dengan minyak kegembiraan.  Lebih lagi, setelah pengurapan itu, menurut hukum Harun disebut ‘Kristus’, artinya ‘Yang Terurapi’.

Di mana pun dicurahkan, minyak itu membasmi roh-roh kotor yang ada di dalam hati.  Demikian juga dengan pengurapan cinta kasih, kita memancarkan karitas sebagai bau harum ke hadapan Allah, seperti dikatakan oleh Rasul Paulus, “Kita adalah aroma (bau harum) dari Kristus.”   Jadi sebagaimana minyak pengurapan ini berkenan kepada Allah di dalam imam-Nya yang pertama, demikian pula baik dan indahnya bila para saudara tinggal dalam kesatuan.

Minyak turun dari kepala menuju ke janggut.  Janggut itu merupakan hiasan pada pria dewasa.  Kita pun orang dewasa!  Di dalam Kristus kita tidak boleh tetap anak kecil kecuali dalam hal kejahatan; seperti ada tertulis, “kita harus seperti anak kecil dalam kejahatan, bukan dalam pemikiran.”  Rasul Paulus menyebut semua orang yang tanpa iman sebagai “anak-anak kecil”; sebab mereka belum cukup kuat untuk menerima makanan yang keras dan masih perlu susu, seperti dikatakan, “Aku memberi kamu susu sebagai makanan, bukannya makanan keras; karena kamu belum siap untuk itu; bahkan sekarang pun kamu belum siap.”