30 Januari 2024

PEKAN BIASA IV –  SELASA


Dalam Kristus ada buah-buah pertama kebangkitan
 Pembacaan dari uraian St. Irenius melawan bidaah

Sabda Allah menjadi manusia dan Putra Allah menjadi putra manusia, agar manusia bersatu dengan Sabda Allah dan dianugerahi pengangkatan sebagai anak.  Tidak ada cara lain bagi kita untuk tidak dapat binasa dan tidak dapat mati, selain kita sendiri lebih dulu dipersatukan dengan kedua keadaan itu.  Hanya dengan bersatu dengan Dia yang tidak dapat mati, kita dapat diselamatkan dari kebinasaan dan kematian.  Dan bagaimana lagi persatuan ini dapat dicapai jika Dia tidak lebih dahulu menjadi seperti kita?  Hanya dengan cara inilah keadaan dapat binasa dapat diserap oleh yang tidak dapat binasa dan keadaan dapat mati oleh yang tidak dapat mati, dan dengan demikian memungkinkan kita untuk menerima pengangkatan sebagai anak-anak Allah.  Jadi Putra Allah, Tuhan kita dan Sabda Bapa, adalah juga Anak manusia.  Ia dilahirkan seperti orang-orang lain, dilahirkan dari Maria, yang adalah keturunan manusia dan anggota bangsa manusia; dengan demikian Ia sungguh menjadi Anak manusia.

Karena alasan ini, maka Tuhan memberi tanda di bumi dan di surga tinggi, tanda yang tidak diminta oleh manusia.  Manusia tidak pernah dapat membayangkan, bahwa seorang perawan dapat mengandung dan melahirkan anak, dan bahwa Anak itu akan disebut Imanuel, yang berarti Allah  bersama kita.  Ia datang ke bumi ini mencari domba yang hilang, domba yang Ia ciptakan sendiri; dan kemudian Ia kembali naik ke surga dan mempersembahkan manusia yang ditemukan-Nya itu kepada Bapa.  Tuhan itu sendirilah buah pertama kebangkitan manusia; dan kebangkitan Sang Kepala kemudian berarti juga kebangkitan bagian tubuh lainnya.

Jadi setiap orang yang hidup akan bangkit kembali setelah menyelesaikan waktu penghukuman, yang harus dijalani karena ketidaktaatannya.  Setiap manusia akan mendapatkan tempatnya sebagaimana setiap anggota tubuh mempunyai tempat yang sesuai di dalam tubuh.  Bapa mempunyai banyak tempat kediaman sama dengan banyaknya anggota di dalam tubuh.

Maka ketika manusia jatuh, Allah bermurah hati dalam belaskasih, karena Ia sudah melihat kemenangan-Nya ke depan, berkat Sang Sabda.  Sebagaimana kuasa-Nya dijadikan sempurna dalam kelemahan, demikian Ia menunjukkan  kebaikan Allah  dan keagungan kuasa-Nya.