4 Februari 2024

MINGGU BIASA V


Sadarilah betapa besar kuasa rahmat Allah
 Pembacaan dari ulasan St. Agustinus tentang Surat Rasul Paulus kepada umat Galatia

 

Maksud Surat Rasul kepada umat di Galatia ialah untuk menyadarkan mereka, bahwa oleh rahmat Allah, mereka tidak lagi berada di bawah hukum.  Ketika Injil diwartakan kepada mereka, masih ada beberapa orang Yahudi, yang meskipun sudah menyatakan diri orang Kristiani, namun mereka belum sepenuhnya memahami dan menghargai nilai rahmat yang telah mereka terima; mereka masih ingin berada di bawah beban Hukum Taurat.  Hukum ini ditetapkan oleh Allah bagi orang-orang, yang menjadi budak dosa daripada pelayan keadilan.  Maksudnya ialah bahwa Tuhan telah memberikan hukum yang adil kepada orang-orang fasik, untuk menunjukkan kepada mereka dosa-dosa mereka dan bukan untuk menghapuskannya.  Sebab hanya dengan rahmat iman, yang bekerja lewat kasih, dosa dapat dihapuskan.  Orang-orang tadi ingin mengembalikan orang-orang Galatia ke bawah kuasa Hukum, padahal mereka ini sudah mendapatkan rahmat iman.  Mereka mengatakan kepada jemaat, bahwa Injil tidak berguna bagi mereka kalau mereka tidak lebih dulu disunat dan tunduk kepada peraturan-peraturan jasmani lainnya menurut tatacara Yahudi.

Hal ini menyebabkan orang-orang Galatia menaruh curiga kepada Paulus, yang mewartakan Injil kepada mereka, karena Paulus tidak mengharuskan orang-orang bukan Yahudi untuk mengikuti tata cara Yahudi sebagaimana dilakukan oleh rasul-rasul lainnya, yang pada waktu itu mendesak orang bukan Yahudi yang bertobat untuk menyesuaikan diri dengan adat Yahudi.  Bahkan Rasul Petrus pun mengalah terhadap desakan para pemimpin gerakan tadi; ia dipaksa menjadi munafik serta mengakui, bahwa orang bukan Yahudi tidak akan mendapatkan keselamatan apabila mereka tidak memenuhi beban Hukum Taurat.  Tetapi Paulus di dalam surat ini juga menceritakan, bagaimana ia memperingatkan Petrus akan kemunafikan itu.  Masalah yang sama disebutkan juga dalam suratnya kepada umat di Roma, tetapi dengan perbedaan yang nyata.  Melalui suratnya kepada mereka Paulus berhasil menyelesaikan masalah mereka dan memperdamaikan persengketaan yang timbul antara jemaat Yahudi dan jemaat beriman dari golongan bukan Yahudi.

Dalam surat ini Paulus menulis kepada orang-orang yang sudah dipengaruhi secara mendalam dan digoncangkan oleh mereka yang bersunat.  Banyak orang Yahudi sudah mulai percaya kepada mereka dan berpendapat bahwa Paulus tidak mengajarkan yang benar, sebab ia tidak memerintahkan mereka untuk disunat dan memaksa mereka untuk mematuhi Hukum Taurat.  Maka dari itu kata-katanya yang pertama berbunyi, “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain.”