Misa pagi 2 Februari 2024 lain dari biasanya karena diawali dengan prosesi di selasar samping Gereja. Komunitas berdiri dalam dua baris, yang paling muda berada di depan dengan membawa lilin yang belum dinyalakan. Setelah lonceng Angelus, Rm. Rinanto, MSF dan beberapa petugas keluar dan kami menyanyikan “Lihat, akan datang yang dirindukan semua bangsa, dan rumah Tuhan akan penuh kemuliaan.” Setelah memberi pengantar singkat, Romo membacakan doa dan memberkati lilin yang bernyala dengan air suci. Kemudian berdua-dua kami berarak menuju Gereja sambil menyanyikan “Putri Sion, bersukalah, Tuhan besertamu: Penyelamat dan Raja.” Lalu misa dilanjutkan seperti biasa.
St. Bernardus dalam salah satu khotbahnya untuk pesta ini menjelaskan bahwa ritual prosesi ini sebenarnya dimulai oleh Yosef dan Maria yang membawa persembahan pagi dan disambut oleh Simeon dan Hana. Kini kami berjalan dalam prosesi berdua-dua, membawa lilin bernyala yang berasal dari Yesus yang dikonsekrasikan di kenisah melalui berkat imamat.
Mengapa perarakan berdua-dua? Karena dalam cara inilah para murid diutus oleh Sang Penyelamat untuk mengutamakan kasih persaudaraan dan hidup komunitas. Segala pekerjaan kami disempurnakan dengan penuh semangat dan kerinduan hati seperti lilin bernyala dalam tangan kami. Yesus berkata: “Aku datang untuk membawa api ke bumi”, api suci dan terberkati yang akan mematikan api keinginan daging, api iri hati dan ambisi di dalam diri kita. Prosesi ini sebagai pralambang keutamaan kerendahan hati karena setiap orang memberi diri, bukan hanya pemimipin, tetapi juga anggota yang lebih muda.
Allah sumber dan asal segala terang, hari ini menyatakan Terang yang menyinari bangsa-bangsa. Semoga dengan menempuh jalan kebajikan, kita sampai pada terang yang tak pernah padam!